Evaluasi, Proyeksi, dan Harapan PKS di Tahun Baru 2019

 Evaluasi, Proyeksi, dan Harapan PKS di Tahun Baru 2019

Ketua Fraksi DPR RI Jazuli Juwaini

JAKARTA – Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyampaikan selamat tahun baru 2019 kepada seluruh warga masyarakat.

“Kami atas nama Pimpinan dan Anggota Fraksi PKS saya ucapkan selamat tahun baru 2019. Semoga lahir fajar harapan baru untuk Indonesia yang makin adil dan sejahtera,” kata Jazuli pada wartawan, Selasa (1/1/2019).

Fraksi PKS mengajak masyarakat memanfaatkan momentum pergantian tahun untuk melakukan refleksi dan evaluasi untuk perbaikan diri dan bangsa ini ke depan.

“Pada level pribadi tentu setiap kita ingin ada peningkatan kualitas diri baik lahiriah maupun spiritual. Pada level negara kita dapat mengevaluasi atau mengkritisi kinerja pemerintahan dan berharap agar ada perbaikan dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak,” terangnya.

Fraksi PKS DPR mencatat kondisi perekonomian sepanjang 2018 hingga tutup tahun–bahkan selama 4 tahun ini–stagnan di angka 5,0 persen.

“Itupun masih ditopang sektor konsumsi rumah tangga yang dominan. Selain itu, sumbangan terbesar masih di sektor non-treadable yang sedikit menyerap tenaga kerja seperti informasi, transportasi dan konstruksi. Sementara sektor treadable good seperti pertanian dan insdustri yang banyak menyerap tenaga kerja hanya tumbuh 3,14 persen dan 4,50 persen,” jelas Jazuli.

“APBN kita belum cukup sehat. Keseimbangan primer masih negatif. Beban hutang kita besar dan memberatkan keuangan negara. Pun untuk membayar bunga hutang kita harus gunakan hutang. Istilahnya gali lubang tutup lubang. Beratnya perekonomian ini berkelindan dengan tingginya angka pengangguran. Dus, angka kemiskinan juga tidak bergeser jauh. Janji Presiden membuka 10 juta lapangan kerja baru nyatanya jauh dari tercapai,” paparnya.

Kondisi pertanian justru semakin miris, selama 4 tahun terjadi penyusutan lahan dari 7,7 juta hektar menjadi hanya 7,1 juta hektar yang beralih fungsi. Tiap tahun berkurang rerata 150 ribu-200 ribu hektar.

“Jika tidak diantisipasi maka 38 tahun lagi lahan pertanian kita akan habis. Akibat penyusutan lahan ini, tiap tahun produksi beras berkurang 3 juta ton. Dengan realitas tersebut, kecenderungan impor beras akan semakin tinggi. Kecenderungan impor juga merambah komoditas pertanian lain seperti gula, garam, bawang merah, juga gandum,” terangnya.

Alhasil, lanjut Jazuli, minat kaum muda bertani makin menyusut lagi, mereka lebih suka migrasi ke kota menjadi buruh. Faktanya pendapatan bulanan keluarga petani telah menyusut hanya sekitar Rp. 1,2 juta per bulan. Ini menjadi PR terbesar pemerintah untuk mensejahterakan petani Indonesia.

Tunggakan pembayaran iuran BPJS pada rumah sakit membawa dampak ikutan yang menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas layanan kesehatan masyarakat. Padahal tiap tahun subsidi APBN terus meningkat karena BPJS selalu defisit.

“Ini menunjukkan kualitas manajemen buruk yang mengancam jaminan kesehatan warga negara yang kepesertaan JKN-BPJS sudah mencapai 200an juta jiwa (76,7 persen), dimana separuh lebih adalah penerima bantuan iuran APBN (kelompok tidak mampu).

Fraksi PKS mencatat banyaknya bencana alam yang terjadi sepanjang 2018 yang menuntut kinerja penanggulangan bencana pemerintah yang semakin kuat bekerja dengan melibatkan seluruh potensi relawan kebencanaan.

“Kita tentu tidak berharap datangnya bencana. Tapi ketika bencana datang maka prioritas utama menyelamatkan korban termasuk pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan yang harus ditunaikan segera. Di sana negara harus hadir menjamin kelangsungan hidup rakyat,” kata Jazuli.

“Semoga rakyat semakin objektif dalam memilih pemimpin yang terbaik, pemimpin yang mampu mewujudkan harapan dan membuat kondisi bangsa ini semakin maju dan sejahtera. Kita berharap penyelenggara pemilu, aparat dan birokrasi netral untuk menjaga kokohnya demokrasi yang berkualitas,” pungkas Jazuli. (J3)

Facebook Comments Box