Fadli Zon: Ini Rekor Pameran Keris Terbesar di Indonesia
SOLO – Hari ini, Sabtu, 25 November 2017, Ketua Umum SNKI (Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia) Fadli Zon, bertempat di Kampus ISI (Institut Seni Indonesia) Surakarta, menerima Piagam Penghargaan MURI atas rekor pameran keris dan senjata tradisional terbanyak.
Dalam pameran keris bertajuk Keris Fest 2017, yang diselenggarakan atas kerja sama antara ISI Surakarta dan SNKI ini, dipamerkan 1001 keris dan senjata tradisional.
“Rekor ini diciptakan oleh SNKI dan ISI Surakarta. SNKI memang punya
hubungan yang dekat dengan Solo dan ISI Surakarta. Kebetulan, pada November 2016, Kongres SNKI II juga digelar di Kampus ISI. Jadi, ini merupakan kali kedua SNKI bekerja sama dengan ISI Surakarta dalam perhelatan besar, dan kerjasama kedua ini ternyata bisa melahirkan rekor nasional,” jelas Fadli.
“ISI Surakarta merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki Program Studi Keris dan Senjata Tradisional. Itu sebabnya kami sangat apresiatif terhadap kampus ini. Adanya program studi ini diharapkan dapat membangun perkembangan disiplin ilmu perkerisan, “Krisologi”, atau keris sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu tentang keris memang harus terus kita kembangkan,” sambungnya.
Sebagai informasi, pada 25 November 2005 lalu keris Indonesia telah diakui dan dikukuhkan oleh UNESCO sebagai A Masterpice of The Oral and Intengible Heritage of Humanity. Pengakuan itu seharusnya mendorong warga Indonesia lebih serius mengembangkan pengetahuan perkerisan. Apalagi, keris adalah bagian dari kekayaan nasional. Selain nilai budaya, nilai ekonomi dan pengetahuannya sangat besar.”
“Pameran Keris Fest 2017 ini memang dimaksudkan untuk memecahkan Rekor MURI. Ini merupakan bagian dari upaya SNKI untuk menarik perhatian publik kepada pelestarian keris dan senjata-senjata tradisional lainnya,” terang Wakil Ketua DPR RI ini.
Selain melalui penciptaan rekor, SNKI juga berusaha untuk memasyarakatkan keris melalui program ‘Keris Goes to Campus’ dan ‘Keris Goes to School’. Program ini juga bekerjasama dengan ISI Surakarta. Dengan usaha-usaha itu, harapannya perhatian dan kepedulian terhadap perkerisan jadi lebih memasyarakat. (Bani)