Film PKI, Sukamta: Karya Arifin C Noer Mendekati Kebenaran Jika Remake Sesuai Fakta
JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta, PhD meminta kepada seluruh kadernya untuk menonton film penghianatan dan pemberontakan G30S/PKI. Sukamta menjelaskan, pihaknya di PKS lebih memilih film karya Arifin C Noer itu sebagai film yang akan ditonton secara bersama-sama seluruh kader di tanah air.
Jauh sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah mengusulkan kepada bawahannya untuk memutar kembali film G30S/PKI tersebut di lingkup internal institusinya.
Kembali ke PKS, partai dakwah itu tidak mempermasalahkan jika ada sejumlah pihak yang akan menonton film versi lain, seperti ‘The Act of Killing‘ atau ‘Jagal’. Karena baginya, reputasi film karya Arifin C Noer itu sudah bagus.
Bahkan menurutnya, film karya dari Arifin C Noer sudah sangat mendekati kebenaran. Alasan itu pula, PKS mengintruksikan kadernya di seluruh Indonesia menonton film G30S/PKI dari karya suami Jajang C Noer itu.
“Yang ada filmnya (mendekati kebenaran sesuai sejarah, red) ya itu. Karena itu, kami dari Fraksi PKS sangat sepakat sekali, bahkan sudah instruksikan ke seluruh kader di bawah untuk nobardi seluruh Indonesia,” ujar Sukamta pada lintasparlemen.com, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
“Film yang dibuat oleh budayawan (Arifin C Noer) yang memiliki reputasi yang bagus. Di mana pelakunya ada, termasuk saksinya ada. Dan bagi saya, ini kira film yang dibuat dengan fakta-fakta yang valid, tidak gegabah. Kalau ada orang yang mau putar versi yang lainnya, ya silakan saja. Tapi Kalau kita di di PKS mau putar versi ini saja,” jelas Sukamta.
Sementara itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto sepakat remake film kejadian tersebut. Wiranto berpendapat wacana Presiden Joko Widodo untuk memproduksi ulang Film G30S/PKI sebagai langkah yang rasional. Sejarah masa lalu harus dipahami generasi zaman sekarang (millenial) dengan suasana kekinian.
Bagi Sukamta, tidak masalah saran Presiden Joko Widodo yang ingin film PKI dibuat versi terbaru sesuai konteks kekinian. Sukamta menyampaikan, wacana remake film itu bahkan sangat bagus asal tidak mengubah fakta yang ada dalam pemberontakan PKI di Indonesia.
Untuk itu, Sukamta mengusulkan, bila film itu jadi di-remake maka pihak pemerintah harus melakukan riset secara mendalam. Jangan sampai film yang dirilis kemudian menjadi kegaduhan baru di Indonesia.
“Bagi saya tak ada masalah membuat film baru. Itu bagus, tapi jangan mengubah fakta yang ada dari kejadian itu. Kita perlu untuk saling menghormati, jangan dibuat tegang lagi. Gaduh lagi. Kalau tegang nanti kita malah berkelahi soal versi film itu, yang mana yang benar,” ungkap Sukamta. (HMS)