‘Gerakan Intimidasi Rezim Jokowi, Megawati & PDIP pada Umat Islam dengan Pukul SBY”
Oleh: Danick Danoko*
Jika kita mengamati arus dinamika dan pergerakan politik saat ini, tekanan penguasa terhadap umat Islam dan kelompok SBY begitu besar.
Hampir setiap gerakan intimidasi yang dilakukan rezim Jokowi dan jaringan kekuasaannya termasuk Megawati Soekarnoputri dan PDIP pada umat Islam, selalu dikaitkan untuk memukul SBY, Presiden ke-6 Indonesia itu.
Kita melihat banyak tuduhan diarahkan ke SBY yang dihubungkan dengan kegiatan politik umat Islam. Sebagai contoh, ketika gerakan Islam yang tergabung dalam GNPF-MUI akan mengadakan aksi 212, SBY dituduh mendanai aksi tersebut.
Padahal dengan jumlah massa Islam 212 yang sebesar itu, solidaritas Islam terbentuk karena merasa Agama, Al Quran dan Ulamanya dinista oleh Ahok.
Sehingga sudah jelas tidak ada kaitan antara gerakan umat Islam dengan SBY dan paslon Agus-Sylvi.
Kemudian, diperiksanya suami calon wakil gubernur Sylviana Murni, Gde Sarjana terkait tuduhan mendanai makar juga bentuk serangan ke SBY berikutnya.
Dan yang paling terakhir, Sylviana Murni kembali diperiksa terkait dana kwarda pramuka. Namun ternyata kepolisian justru memperlihatkan kecerobohannya karena surat menyangkut anggaran kwarda pramuka ditanda tangani Jokowi.
Pemeriksaan Sylviana Murni juga terasa ditempel dengan pemeriksaan Habib Rizieq oleh Polda Jabar dan Polda DKI. Penguasa secara vulgar mencoba menghabisi siapapun yang dianggap lawan-lawannya.
Penguasa terus menggunakan pemerintahan sebagai alat kekuasaan dan kepentingan kelompoknya, maka pada akhirnya, politik akan kembali pada relnya yang baku. Yaitu blocking politics, hitam putih atau kawan dan lawan.
SBY dan GNPF-MUI (Gerakan yang sedang dipercaya sebagian besar umat Islam) meski tidak ada kaitan persoalan, tetapi sama-sama dimusuhi Penguasa dan Jaringannya. Saat Pilkada DKI, maka dari kesamaan ini, Agus-Sylvi akan menang mutlak.
Penulis: Wakil Ketua Bidang OKK Pemersatu Bangsa