Hina Syariat Islam, HMI Desak Sukmawati Mengaku Salah dan Segera Minta Maaf

 Hina Syariat Islam, HMI Desak Sukmawati Mengaku Salah dan Segera Minta Maaf

JAKARTA –Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO desak Sukmawati mengakui kesalahannya dan segera meminta maaf menyusul puisi Sukmawati Soekarnoputri yang berjudul ‘Ibu Indonesia’ di acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 menuai kontroversi. Puisi itu pun tak sedikit mendapat kecaman dari berbagai pihak.

Puisi tersebut diduga melecehkan dan juga sangat melukai umat Islam. Puisi itu juga dinilaia sangat tidak santun, karena menggunakan idiom-idiom agama Islam, seperti syariat, cadar dan adzan.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) MPO, Zuhad Aji Firmantoro menyayangkan mengapa puisi yang melecehkan Syariat Islam tersebut keluar dari lisan seorang putri tokoh pendiri NKRI ini.

Untuk itu, sebulum permasalahan ini semakin membesar dan membuat kegaduhan baru, Zuhad Aji mendesak Sukmawati untuk mengaku khilaf atau salah atas pernyataannya dalam puisi itu, serta menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada seluruh umat Islam.

“Saya kira lebih elok Sukmawati akui kesalahan dan sampaikan permohonan maaf, supaya kegaduhan tak berlanjut,” kata Zuhad Aji, Selasa (3.4).

Meskipun dalam puisi tersebut Sukmawati mengaku tidak bermaksud mengarah pada SARA atau melecehkan Syariat Islam, namun Zuhad Aji menegaskan bahwa akibat puisi tersebut membuat Umat Islam tersinggung dan kotroversi yang menjadi perhatian nasional.

Sebagai pemimpin salah satu Organisasi Mahasiswa Islam, Zuhad Aji menyampaikan bahwa secara jujur dirinya merasa terusik dan tersinggung dengan puisi tersebut.

Menurutnya, budaya dan agama itutidak boleh dibenturkan. Dan tidak boleh dibanding-bandingkan kekurangan dan kelebihannya, karena akan menimbulkan kesalahan fatal.

“Budaya itu ada tempatnya sendiri dan Agama juga ada tempatnya sendiri,” jelas dia.

Namun demikian, Zuhad Aji juga mengimbau pada masyarakat Indonesia khususnya umat Islam agar tidak terprovokasi dan menanggapi dengan hal yang berlebihan. Mengingat, Indonesia akan menghadapi Pilkada Serentak 2018, Pemilihan Calon Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

“Hati-hati, jangan sampai isu ini digoreng dan dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk kepentingannya di tahun politik ini,” pungkas Zuhad Aji. [Iwan]

 

Facebook Comments Box