Ini Alasan Din, Jokowi Mampu Atasi Konflik Timur Tengah
JAKARTA – Seperti diberitakan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Yaman dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Hal terjadi karena Qatar dituding mendukung terorisme yang membahayakan kawasan Timur Tengah.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin menilai Indonesia sebagai negara yang tepat menengahi masalah diplomatik di Timur Tengah, tersebut yang mengucilkan Qatar.
Din yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dua periode mengungkapkan ada empat hal kuat tersebut sehingga Indonesia bisa penengah terbaik antar negara Islam.
“Alasan yang pertama, Indonesia adalah negara terbesar ke-4 di dunia. Alasan kedua, Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia. Alasan ketiga, Indonesia memiliki Islam jalan tengah, dan keempat ini sesuai dengan amanah konstitusi Indonesia, “Menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif dan mendorong perdamaian di dunia”,” jelas Din di kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (7/6/2017) kemarin.
Untuk itu, Din sangat mengingatkan pemerintah mengambil posisi netral selama menyikapi ketegangan Arab Saudi beserta tujuh negara lainnya dengan Qatar. Tujuannya, agar konflik tersebut bisa diselesaikan dengan jalan damai melalui Indonesia sebagai “Mediasi Terbaik Konflik Timur Tengah” tersebut.
“Pada posisi ini negara kita Indonesia harus ada di tengah, posisi yang netral. Indonesia harus menjadi moderating and mediating force, sebagai kekuatan penengah dan perantara dari kedua kubu itu. Dan Alhamdulillah, semua ini sesuai dengan karakter diplomasi Indonesia di luar negeri yang bebas-aktif,” terang Din yang banyak pengalaman setelah mendapatkan sejumlah penghargaan perdamaian di luar negeri.
Pada kesempatan itu, Din mengusulkan Indonesia mampu memprakarsai diselenggarakannya sidang darurat negara-negara Islam, anggota OKI untuk menyamakan persepsi dan sikap menjunjung tinggi perdamaian dengan melibatkan kepala negara sahabat tersebut. Din juga mengusulkan, pemimpin umat Islam di negara OKI itu juga dilibatkan.
“Kalau bisa Indonesia sebagai negara pengambil prakarsa. Tempatnya sebaiknya bukan di kawasan Timur Tengah, tapi Jakarta atau tempat lain. Atau kita bisa mengusulkan kepada pemerintah untuk melakukan pertemuan sidang darurat OKI atas undangan Indonesia. Atau bahkan sidang darurat negara-negara Islam yang tidak hanya melibatkan pemimpin negara, juga pemimpin umat,” papar Din.
Ia juga menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo mampu mengatasi ketegangan itu segera. Din percaya Indonesia mampu menyelesaikan masalah ketegangan itu segera.
“Saya yakin Presiden Jokowi mampu mengatasi ketegangan (diplomatik, red) yang sedang berlangsung dunia Islam,” pungkas Din.
Informasi terbaru, Parlemen Turki menyetujui rancangan undang-undang (RUU) mengirimkan pasukan ke pangkalan militernya di Qatar. Hal ini sebagai langkah mendukung negara Turki dalam menghadapi kisruh diplomatik dan perdagangan dengan beberapa negara besar di Timur tengah. (HMS)