Ini Bantahan Muhtadi Soal Pembicaraan Rahasianya Jadi Viral, 3 Lembaga Survei Diatur Luhut untuk Menangkan Ahok-Djarot
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi angkat bicara terkait pembicaraan rahasianya di Whatsapp bocor ke publik. Muhtadi membantah kebenaran hasil pembicaraan tersebut.
Dalam bocoran Whatsapp itu Muhtadi bersama kawannya membahas soal ‘pengaturan’ survei untuk memenangkan pasangan nomor urut 2 Ahok-Djarot yang menjadi viral di media sosial (Medsos) tersebut.
Muhtadi menolak jika dirinya melakukan itu seperti yang diberitakan lintasparlemen.com sebelumnya. Ia mengatakan, itu adalah berita fitnah dan hoax yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan kejadian tersebut, Muhtadi berjanji akan melaporkan peristiwa yang penuh fitnah itu kepada pihak kepolisian. Dosen UIN Jakarta ini sedang menyiapkan segalanya untuk melaporkan dan membawa kasus ini ke meja hukum.
“Saya sudah bantah banyak di twitter saya tadi malam. Itu hoax jahat banget. Lihat twit-twit saya. Saya akan laporkan ke polisi,” kata Muhtadi saat di hubungi, Jakarta, Rabu (26/1/2017).
Melalui Medsos, Muhtadi juga telah membatah jika dirinya yang disebut-sebut mengatur survei untuk memenangkan pasangan Ahok-Djarot bersama orang dekat Presiden Jokowi, Luhut Binsar Panjaitan.
“Wallahi, demi Tuhan, itu bukan WA saya. Hoax. Masa kamu percaya akun ngga jelas begitu? Ini tadi yang kita herankan. Medsos berubah jadi ajang kabar palsu. Ternyata saya jadi target hoax. Takut bener ya orang yang bikin hoax sama survey,” jelas Muhtadi di akun twitternya.
Sebagai langkah serius untuk menuntut pihak yang telah menyebar berita hoax itu secara viral, Muhtadi sedang mencari pengacara yang terbaik. “Temen kantor lagi nyari pengacara,” ujarnya.
Berikut hasil ‘perbincangan Muhtadi’ terkait pengaturan survei Ahok-Djarot dengan Luhut Binsar Panjaitan yang jadi viral di medsos itu:
Kawannya: Mas, surveinya itu dah sesuai percakapan di rpt malam-malam itu dgn Luhut kan?
Muhtadi: Ha-ha.. Aku sama Populi si Niko dan Cirrus dipaksa Luhut di pertemuan itu. Pusing, ahok diminta jadi 40 persen, AHY pokoke buncit, Yo terpaksa.
Kawannya: Tapi hasile cantik koq mas
Muhtadi: Hatiku ndak terima, tp terpaksa. Sing ngerti survey pasti ngerti iki mainan… Wis (HMS)