Ini Hasil Pertemuan Sjafrie dengan Warga Pesisir Merunda yang Ingin Digusur Ahok

 Ini Hasil Pertemuan Sjafrie dengan Warga Pesisir Merunda yang Ingin Digusur Ahok

Cagub DKI Jakarta Sjafrie Sjamsoeddin saat berdialog dengan warga Merunda, Cilincing, Jakarta Utara

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Warga Pesisir Marunda, Cilincing, Jakarta Utara berharap pada parpol mengusung Sjafrie Sjamsoeddin di Pilgub DKI mendatang. Bahkan warga mendesak Sjafrie maju baik DKI 1 atau DKI 2.

Sjafrie saat mengunjungi Kampung Marunda Kepu bersama rombongan dengan memakai baju kotak-kotak berwarnah merah terlihat santai menjawab keluhan masyarakat. Termasuk saat didesak warga maju di Pilgub DKI Jakarta dengan serius mendekati partai politik untuk mengusungnya.

Menurut Sjafrie, kedatangannya ke Merunda sebagai bentuk nostalgia saja semasa masih aktif di Pangdam Jaya 1997 lalu saat ditugaskan untuk melihat lokasi Merunda sebagai pusat militer TNI AU/AD/AL.

“Maksud tujuan pertama saya sudah selesai, makan bareng. Sudah selesai. Hahaha Berbicara 1997 saya sudah mendarat di Merunda, dulu masih sepi. Waktu saya menjadi Pangdam, saya dapat tugas ke sini untuk survei dijadikan pusat latihan TNI. Dasar tak beruntung, karena krisis moneter, tak ada uang. Jadi batal rencana itu,” kata Sjafrie membuka pembicaraan dengan warga dengan candaan, Jakarta, Sabtu (27/08/2016) kemarin.

Sjafrie sangat khawatir dengan kondisi masyarakat Jakarta yang kerap memiliki nasib tak menentu. Apalagi wilayah yang ingin digusur seperti Merunda.

“Masyarakat Jakarta ‘panas dingin’. Kalau di Singapura tak ada masyarakat panas dingin. Karena di sana maju. Kita senang Jakarta maju. Senang Jakarta tertib. Senang jakarta aman. Yang tinggal di sini juga mau tertib, karena hakikat manusia ingin aman,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa Jakarta milik seluruh warga dari berbagai tingkatan. Sehingga tak layak terjadi perilaku diskriminasi pada masyarakat yang tinggal di pesisir atau di bantaran kali.

“Jakarta milik semua, seluruh tingkat. Ada yang berada. Ada yang punya kerja tetap. Ada yang sulit dapat kerja. Namun Jakarta terbuka, dan harus dinikmati oleh seluruh tingkat. Seluruh tingkatan bisa menikmati tinggal di Jakarta. Nah, saya pengen melihat masyarakat hidup yang layak dari sandang, pangan dan papan,” ujarnya.

Bagaimana Sjafrie mengelola warga pesisir atau warga Jakarta miskin kota jika kelak mendapatkan kendaraan parpol dan memenangkan Pilgub 15 Februari 2017 mendatang?

“Yang sudah mapan, yang tentu tugasnya mengurus yang tidak punya. Jadi, masyarakat itu harus diberlakukan adil seperti manusia biasa. Karena takdir manusia beda-beda, termasuk dari takdir berbeda-beda ini. Yang sudah mapan harus memberi kesempatan pada masyarakat nelayan untuk maju,” terangnya.

“Masyarakat nelayan tak bisa diubah nasibnya sebagai pegawai kantoran. Dia harus diberi keadilan, diberi kesempataan yang sama sebagai manusia. Kita harus jaga kekompakan sebagai warga,” sambungnya.

Saat ditanya oleh warga terkait pola terbaik dalam memimpin Jakarta. Ia mengatakan, Jakarta berbeda dengan negara yang lain yang kapitalis. Jakarta perlu pemimpin pancasilais, bukan kepemimpinan kapitalis.

“Ini susah jika pemimpin karbitan. Karena hanya pemimpin yang berproses yang bisa merasakan jeritan rakyat. Ini bukan negara barat yang kapitalis, kita ini negara pancasila yang menjunjung keadilan dan gotong royong dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan,” pungkasnya.

Di akhir pesannya, Sjafrie berpesan pada warga Merunda untuk bersatu menghadirkan pemimpin yang bisa menyatukan visi misi mereka sebagai warga nelayan yang sudah beranak pinak di Merunda.

“Pertama, kita harus bisa bersatu. Kedua, Bapak/Ibu bisa menunjukan pada mereka bahwa Bapak/Ibu adalah manusia biasa yang butuh pemimpin yang bisa menyatukan warganya,” pesannya. (HMS)

Facebook Comments Box