Institute Proklamasi : Semoga Munaslub Golkar tak Lahirkan Perpecahan Baru
Jakarta, LintasParlemen.com–Partai Golkar dalam waktu dekat akan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) setelah didera konflik dan perpecahan hampir setahun lamanya.
Momentum Munaslub diharapkan menjadi ajang rekonsiliasi antara Kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono demi menyongsong kesuksesan Partai Golkar menghadapi Pilkada Serentak 2017 dan Pemilu 2019.
Namun, banyak pihak menilai, memanasnya suhu politik menjelang Munaslub yang rencananya akan diselenggarakan pada akhir Maret 2016 nanti membuat publik justru dikhawatirkan tidak berjalan dengan kaidah demokratisasi.
Malah sebagian pihak meragukan apakah rekonsiliasi akan benar-benar terwujud? Atau justru Munaslub akan berujung dengan pecahnya Partai Golkar seperti pasca Munas Riau.
Direktur Eksekutif Institute Proklamasi, Arief Rachman mengungkapkan, setidaknya bibit-bibit perpecahan itu sudah mulai tampak. Pertama, adanya praktik money politic yang dilakukan oleh calon ketua umum di Sulawesi Utara. Kedua, beredarnya kabar adanya intimidasi yang dialamai pengurus DPD II didaerah dan Ketiga, munculnya klaim politik dari salah satu calon ketua umum yang mengaku didukung pemerintah untuk menjadi ketua umum.
“Dari ketiga hal tersebut menunjukan bahwa pola meraih simpati dan dukungan dari peserta Munaslub masih sangat primitif dan jahilyah,” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya yang diterima LintasParlemen, Ahad (21/2/2015) malam.
Menurutnya, Partai Golkar sebagai partai kader yang modern harus meninggalkan cara-cara primitif yang menghalalkan segala cara seperti itu. Karena akan membawa partai kejurang kehancuran.
“Munaslub akan berhasil menyatukan kembali partai Golkar kalau caketum menghentikan praktik money politics, intimidasi pengurus DPD I & II serta tidak melacurkan diri pada pihak luar Partai Golkar,” katanya.
Olehnya itu, lanjut Arief, siapapun yang menang di Munaslub nanti harus dipastikan hasil pilihan segenap kader yang merdeka tanpa bujuk rayu uang dan tekan dari pihak tertentu.
“Dan bekerja total mengurus partai demi kejayaan Partai Golkar,” ungkapnya.