IPR: Debat Publik Pilgub Sulsel bakal Yakinkan Pemilih Mengambang
JAKARTA – Pasca debat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) bagian pertama di Hotel Clarion, Makassar, Rabu (28/3) kemarin, Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) diyakini oleh berbagai kalangan mampu merebut pemilih mengambang atau swing voters pada hari pemilihan mendatang.
Pasalnya, Prof Andalan dinilai tampil memukau dan menjadi bintang pada acara debat pertama Pilgub Sulsel 2018 tersebut.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menerangkan, saat membaca efek dari debat, kita dapat berkaca pada fenomena Pilkada DKI Jakarta, dimana debat publik dapat mempengaruhi pilihan masyarakat Jakarta yang pada dasarnya adalah masyarakat perkotaan dan melek informasi.
Demikian dengan Sulawesi Selatan, lanjut Ujang, sebagai salah satu provinsi terbesar di timur Indonesia, arus informasi yang begitu intens sebagai dampak dari globalisasi juga tak terbendung untuk provinsi tersebut. Sehingga dipastikan debat calon akan berdampak besar pada pilihan masyarakat Sulsel.
“Kenapa itu berdampak? Karena memang begini, ketika kampanye sudah dilaksanakan, ketika calon-calon Gubernur sudah habis-habisan mendekati rakyat, tetapi masih ada swing voters, artinya satu-satunya cara adalah membuat penampilan yang terbaik dalam memaparkan visi misi. Ya tadi, melalui udara seperti televisi, radio dan sebagainya,” ujar Ujang, Kamis (29/3).
Menurut analisa Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) tersebut, sebelum Pilkada DKI 2017 lalu, debat publik belum begitu berpengaruh terhadap pilihan masyarakat. Namun dengan arus informasi yang saat ini sudah tidak bisa dibendung lagi, dapat dipastikan debat publik mempengaruhi pilihan publik hinga pilkada-pilkada mendatang, termasuk mempengaruhi pilihan swing voters.
“Saya rasa masyarakat Sulawesi Selatan sudah aware information. Jadi banyak kaum pelajar, kaum cendekiawan yang ada di Sulsel. Bahkan banyak juga tokoh-tokoh nasional yang juga datang dari wilayah selatan, Sulawesi Selatan,” tandas Ujang.
“Artinya apa? mau tidak mau, suka tidak suka, (calon) yang tidak mempunyai kemampuan debat yang bagus, tidak mempunyai visi misi yang bagus, ya harus mempersiapkan visi misi, program kerja, penampilan. Karena akan berdampak pada pemilihan,” tambahnya.
Sejalan dengan paparan Ujang Komarudin, Tim Media Prof Andalan Khaeruddin Noerman mengungkapkan, secara analitis, pemilih mengambang di Sulsel apada umumnya berpendidikan, kelas menengah dan kritis.
Hal itu sejalan dengan penampilan Prof Andalan pada debat pertama Pilgub Sulsel 2018 yang dinilai telah menampilkan kualitasnya sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang mempu membawa perubahan.
“Prof Andalan mampu menggambarkan secara konkrit dalam penyampaian visi dan misi, agenda terkait pembangunan berwawasan lingkungan yang berorientasi pada pemerataan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Khaeruddin saat diwawancara terpisah. (Iwan)