Jadi Ansos di Tengah Perayaan HUT RI
Oleh: M. Athallah Raihan Adam, Siswa Kharisma Bangsa Kelas XII
Mungkin kita asing dengan kata-kata ‘Ansos’. Tapi bagi anak SMA kata Ansos biasa diucapkan sehari-hari. Biasanya kata Ansos diberikan kepada mereka-mereka yang tidak bergaul, atau kurang gaul ataupun tidak mau bergaul dengan lingkungannya.
Seperti seorang anak yang tidak memiliki teman, dia sangat individualis, egois. Ansos sendiri sebenarnya merupakan singkatan dari anti sosial, tapi memiliki makna berbeda dengan anti social itu sendiri. Dia mengalami penyempitan arti menjadi anak anak yang kurang bergaul, kurang memperhatikan lingkungan.
Lalu apa hubungannya Ansos dengan Perayaan HUT RI ? Inilah yang kurang di perhatikan orang. HUT Ri biasanya dirayakan dengan meriah saat tanggal 17 agustus. Semua kampung, kompleks dan desa merayakan dengan lomba lomba yang menambah keakraban anggota masyarakatnya.
Namun sayangnya sebagian masyarakat tidak bisa, dan bahkan tidak pernah merasakan merayakan HUT RI di kampung atau lingkungan rumahnya. Hal ini dikarenakan mereka harus masuk sekolah dan merayakan HUT RI tiap tahun di sekolahnya.
Di beberapa sekolah unggulan baik negri maupun swasta, perayaan HUT RI dilakukan di sekolahnya hampir tiap tahun. Dan guru menjadi panitia perayaan kegiatan tersebut. Tentu saja hal ini menyebabkan sang guru dan murid tidak bisa merayakan HUT RI di kampungnya masing masing.
Hal ini dikarenakan ada kewajiban untuk merayakan HUT RI di sekolah. Dampaknya mereka tidak bisa bergembira di lingkungan kampung atau kompleknya. Hal ini yang menyebabkan hilangkanya keakraban dengan lingkungannya dan menjadi seolah olah manusia Ansos.
Berapa banyak aktifis sekolah, aktifis mahasiswa, aktifis lainya tidak kenal dengan lingkungan kampungnya. Mereka menjadi hebat di sekolah atau kampus atau lingkungan kerjanya namun nol besar sumbangsihnya untuk lingkungan kampungnya. Mereka sangat berpartisipasi di lingkungan sekolah atau kampus tapai tidak pernah berpartisipasi di lingkungan kampungnya. Mereka hebat di luar tapi Ansos di dalam.
Ada beberapa hal yang menyebabkan keadaan ini terjadi :
Pertama ambisi sekolah atau kantor yang ingin mengakrabkan anggotanya. Padahal bisa dilakukan dengan kegiatan lain yang tidak mengangganggu acara di kampung anak atau karyawan tersebut. Begitupun dengan mahasiswa, kadang mereka ingin menunjukkan idealisme. Namun melupakan akar idealisme itu sendiri yaitu lingkungan masyarakatnya.
Apalagi di lembaga pemerintahan atau kantor kantor yang merayakan, mereka seolah olah tidak punya waktu untuk bersenang senang dengan teman kerja. Padahal 8 jam mereka bertemu tiap hari, sma seperti anka sekolah 8 jam bertemu tiap hari, tidakkkah itu cukup untuk mengakrabkan diri ?
Kedua Kurang pekanya pemilik sekolah, kantor dan mahasiswa terhadap lingkungan kampung tempat mereka tinggal. Padahal partisipasi mereka di butuhkan untuk saling kenal. Disatu kompleks perumahan ketua RT sulit mencari panitia yang akan membantu mengurus perayaan HUT RI di kampung.
Hal ini karena sebagian besar anak kompleks tersebut sekolah disekolah elit, dan tambahan lagi interaksi mereka di kampung sangat minim. Padahal kalau dilihat jabatan dan prestasi warga anak anak di kompleks itu luar biasa, tapi ketika HUT RI, selalu sepi dan sulit dikumpulkan.
Ketiga Tidak adanya kemauan bersama untuk merayakan HUT RI bersama dilingkungan komplek. Karena kalau keinginan itu ada maka pasti akan meriah HUT RI di kompleks. Toh anak sekolah bisa bolos, yang bekerja di kantor bisa pulang cepat selesai upacara, yang kuliah bisa membagi waktu perayaan. Intinya kemauan bersama untuk mengakrabkan diri dengan lingkungan tempat kita berpijak menjadi amat penting.
Karena perayaan agustus bukan hanya sekedar perayaan biasa. Tapi menambah empati pada lingkungan tempat kita tinggal. Kita jadi mengenal dan akrab dengan tetangga dan handai taulan. Yang ujungnya menguatkan rasa kesetiakawanan nasioanal. Sehingga tumbuh berkembangnya persatuan dan kesatuan. Ayo kita mulai persatuan dan kesatuan bangsa dari kampung kita masing masing. []