Jelang Daftar Cagub DKI, Sjafrie Sjamsoeddin Kumpulkan Aktivis Mahasiswa
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengumpulkan para aktivis menjelang pendaftaran calon gubernur (cagub) DKI Jakarta di bilangan Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Kamis (25/08/2016) semalam.
Sjafrie makin gencar melakukan komunikasi dari seluruh kalangan dengan mendekatkan diri kepada masyarakat Jakarta. Termasuk bersilaturahmi dengan puluhan aktivis mahasiswa dan petinggi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari sejumlah kampus di Ibukota.
Pada kesempatan itu, Sjafrie mengingatkan para aktivis mahasiswa dan BEM untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di tengah makin memanasnya suhu politik Jakarta dengan melakukan langkah-langkah pencegahan atau preventif.
“Anak muda, apalagi dari kalangan mahasiswa harus memahami situasi yang berkembang saat ini. Kita harus tahu kondisi lingkungan kita, mulai dari situasi di tingkat RT hingga tingkat negara. Jika kita tidak ambil peran pada kondisi itu, maka kita dianggap sebagai generasi yang remeh,” kata Sjafrie.
“Generasi muda mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tak hanya cukup dengan militansi, harus dengan intelektualisasi. Salah satu modalnya adalah memahami situasi yang berkembang. Karena kita generasi muda tidak pernah memperlihatkan letupan-letupan eksistensi anak muda. Di sinilah tantanganya. Jika kita sebagai anak muda tertidur atau lengah atas fenomena yang ada. Maka akan lewatlah fenomena dari situasi penting yang ada,” sambungnya.
Jenderal Bintang Tiga yang berdarah Bugis ini juga meminta generasi muda tidak lengah atas fenomena dengan mengisi adrenalin sehingga mampu mendiagnosa fenomena yang ada di lingkungan sekitar menjadi positif.
“Oleh karena itu, kita harus mengisi adrenalin dengan memahami situasi. Jika kita mengisi adrenalin dengan tidak tidur dan tidak lengah maka kita akan dapat membaca situasi. Barang siapa yang hadir dengan tidak tertidur maka dia akan mengisi adrenalin secara positif secara spontan. Sehingga dia terpilih jadi pemimpin dan akan keluar adrenalin itu menjadi nilai-nilai positif. Mahasiswa harus menjaga independensinya tidak boleh dikooptasi oleh kepentingan kelompok tertentu,” terangnya.
Mantan Pangdam Jaya ini menyampaikan, anak muda memiliki tanggungjawab supaya rakyat tidak seperti orang asing di negeri sendiri. Dengan keterlibatan para mahasiswa dan generasi muda dalam mengawal bangsa akan memberikan keyakinan bangsa ini bisa dikawal lebih baik.
“Tanggungjawab anak muda dan kita semua adalah bagaimana rakyat jangan sampai ada seperti orang asing di negeri sendiri. Berarti mereka masih dijajah di negeri sendiri dan kalau ada rakyat merasa gelisah dan ketakutan. Maka tidak ada artinya kita di sekolahin. Sebab itulah amanat bagi warga negara yang sadar atas tanggungjawab pada negerinya. Tidak usah kita lihat jauh-jauh, di Jakarta kita lihat saja di lingkungan RT apakah ada fenomena kegelisahan rakyat. Di situlah tugas kita mencetmati situasi yang ada,” jelasnya. (RAS)