Jelang Lebaran, Ayo Tengok Pimpinan Komisi IV DPR Serap Aspirasi Rakyat
INDRAMAYU – TIAP anggota DPR RI selaku anggota dewan parlemen rakyat memiliki cara tersendiri menyerap aspirasi konstituennya di Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing. Wakil Ketua Komisi IV DPR E Herman Khaeron punya cara unik mendengarkan jerita hati rakyat.
Menjelang Lebaran Idul Fitri 1438 H, E Herman Khaeron masuk ke pasar-pasar tradisional seorang diri tanpa ada staf yang biasanya mengawal. Herman menelusuri lorong demi lorong hanya untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari masyarakat.
“Pagi-pagi jalan sehat menelusuri pasar tradisional Jatibarang, Indramayu setelah terbakar akan direlokasi. Padahal masyarakat pedagang dan pembeli sudah berpuluh tahun berinteraksi di sana,” tulis Herman di akun facebooknya, Jumat (23/6/2017) pagi tadi.
Politisi asal Dapil Jawa Barat VIII ini menceritakan, dirinya sempat berbincang dengan para pedagang yang berjualan di pasar trasional Jatibarang itu. Di hari menjelang lebaran, barang-barang kebutuhan pokok (sembako) merangsek naik, aku pedagang.
“Melakukan interaksi dengan pedagang sambil mencari info harga di pasar. Ada kenaikan tapi masih wajar, kalau kata pedagang rayaan. Justru yang dikhawatirkan adalah daya beli masyarakat, karena para pedagang merasa takut menaikan harga tidak ada pembelinya,” tulis politisi Partai Demokrat ini.
Alumni HMI ini juga menceritakan kondisi masyarakat Indonesia menjelang lebaran di media sosial (medsos) dengan adanya ketupat di tiap hari raya. Hal itu, sambungnya, sebagai simbol nasionalisme masyarakat Indonesia pada negeri tercinta.
“Ciri khas hari raya Iedul Fitri adalah hadirnya pedagang ketupat. Ini juga bagian dari warna warni kehidupan masyarakat Indonesia, dan ciri nasionalisme kita,” kata Herman.
Herman merasa senang bisa berinteraksi langsung dengan warga sekitar dan memperjuangkan hak-hak mereka melalui jalur parlemen di Senayan. Apalagi, ia mengaku lahir dan besar dari tradisi keluarga yang hidup di kampung. Ini mengingatkan dirinya begitu kuat kekuatan nasionalisme rakyat Indonesia.
“Merasakan kehidupan kampung sebagai bagian dari sejarah hidupnya adalah wujud kekuatan nasionalisme kita,” pungkas Herman. (HMS)