Kajian Bakomubin: Peran Masjid Muballigh dan Politisi Muslim di Pilkada 2018
JAKARTA – Kembali Badan Koordinasi Muballigh Se-Indonesia (Bakomubin) menggelar Kajian dengan tema “Peran Masjid, Muballigh dan Politisi Muslim dalam Mengawasi Pilkada 2018”. Seperti kajian yang sudah-sudah, kali ini juga digelar di Aula Masjid Cut Meuthia Menteng Jakarta, Rabu (7/3/2018) kemarin .
Seperti keterangan yang disampaikan Ketua Bakomubin Ali Mochtar Ngabalin, diskusi kali ini menghadirkan nara sumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing seperti Politisi senior dari Partai Golkar Priyo Budi Santoso.
Selain itu, juga dihadiri Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesi Komjen Pol. Syafrudin, dan Ketua Bawaslu RI Abhan serta Pakar Komunikasi Efendi Ghozali.
Ketua Bakomubin Ali Mochtar Ngabalin menuturkan, gelaran Pilkada 2018 yang kemudian disusul dengan Pemilu 2019 telah menyedot perhatian masyarakat. Bahkan, momentum tersebut direlasikan dengan peristiwa kekerasan fisik ancaman terhadap kiai, ulama, bersama ustadz di sejumlah tempat di Indonesia.
“Tidak kalah serunya penangkapan-penangkapan oleh Polri seminggu terakhir terhadap kelompok yang diidentifikasi sebagai MCA atau Muslim Cyber Army yang dituding oleh Polri merupakan kelompok yang ikut memanasi tahun-tahun politik Indonesia dengan menyebarkan infomasi infomasi hoax lewat dunia maya,” kata Ali Ngabalin.
Alasan itu, Ali Ngabalin menyampaikan bahwa masjid, muballigh dan politisi Islam merupakan komponen yang amat penting dan strategis peranannya.
Pada kesempatan yang sama, Priyo Budi Santosa menjelaskan, di era saat ini telah bermunculan moderasi pada dunia Islam.
Priyo yang juga Alumni aktivis HMI ini memberi contoh, di Arab Saudi saat ini telah terjadi era baru dengan penunjukan menteri wanita dari kalangan muslimah.
“Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Artinya Islam merambah menjadi kekuatan baru. Hal tersebut juga terjadi di Indonesia,” terangnya.
Wakil Ketua ICMI ini mengungkapkan, di Indonesia saat ini perkembangan dunia Islam terus maju. Sejumlah peristiwa di dunia Islam telah mengilhami masyarakat dunia muslim untuk bangkit di era globalisasi ini.
“Di ajang Pilkada ini adalah tahapan awal perhelatan yang lebih besar, lompatan menuju pemilihan legislatif dan presiden. Seberapa kursi yang diperoleh di parlemen, gubernur, wali kota itu adalah sasaran menuju ke sana,” paparnya. (Ali)