Kak Seto Nasehati Orangtua Berhati-hati jika Anak Nonton Adegan Gay
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Adanya rumor yang merebak tentang karakter atau adegan gay dalam film ‘Beauty and the Beast’ itu membuat film itu di sensor di sejumlah negara.
Di Indonesia, film live-action yang diadaptasi dari versi animasi yang keluar di tahun 1991 silam itu, dinyatakan lolos sensor.
Meski demikian di tengah maraknya kontroversi itu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi menyayangkan adanya adegan yang menjurus ke perilaku gay dalam film itu.
Bahkan Kak Seto, begitu akrab disapa, tak hanya menyayangkan adanya adegan tak mendidik itu. Namun Kak Seto juga menyesalkan adanya adegan kaum nabi Luth itu yang diadopsi ke dalam film yang disutradarai Bill Condon itu.
“Terus terang, saya juga ikut menyesalkan adanya adegan (gay) itu dalam film tersebut,” kata Kak Seto saat dihubungi lintasparemen.com melalui sambungan teleponnya, Ahad (19/3/2017).
Sebagai gambaran, dalam film yang mulai tayang di bioskop Jumat (17/3/2017) ini meski tidak menampilkan adegan vulgar antara dua pria.
Namun dalam film Beauty and the Beast itu ada sejumlah adegan yang menjurus atau interaksi dua pria yang tidak sesuai dengan norma.
Bahkan ada pula sejumlah dialog yang menjurus seperti lewat pujian atau ketidaksukaan ketika ada gadis-gadis desa yang menggemari pujaan hatinya di hadapan sesama lelaki.
Karena itu, Kak Seto meminta kepada orang tua untuk melindungi anaknya dari perilaku menyimpang tersebut. Apalagi, jika dibiarkan akan membahayakan masa depan anak tersebut.
Menurut Kak Seto, penjagaan dan pendidikan dari orang terdekat seperti kedua orangtua dan keluarnya untuk menjelaskan isi dalam film itu bahwa perilaku itu tidak baik ditiru.
“Kita ingin anak-anak yang nonton film itu tidak salah persepsi. Jangan sampai anak menilai perilaku gay dalam film itu sesuatu yang wajar dan tak masalah ditiru setelah melihat adegan film itu.
“Dalam film itu biasanya ada baiknya ada pula negatifnya sehingga perlu bimbingan dari kedua orangtua keluarga dan orang terdekat. Karena kepada putra-putri kita perlu ditegasan bahwa itu tidak bisa dibenarkan, bahwa itu sesuatu yang keliru tidak perlu diikuti atau ditiru. Sehingga anak tahu yang benar dan salah,” pinta Kak Seto.
Apalagi dalam film yang diproduksi oleh Disney itu, lanjut Kak Seto, adalah film keluarga yang memiliki adegan yang memerlukan bimbingan dalam menontonnya.
“Orang tua perlu tegas dan memastikan anak-anak mereka tidak terjadi pengarahan tanpa sadar dari akibat nonton film itu sehingga menyakin bahwa perilaku gay hal yang wajar dilakukan,” pungkas Seto. (Mahabbahtaein)