Keluarga Besar Al Washliyah Meradang, Perlakuan Terhadap Ustadz Abdul Somad di Bali Sungguh Keterlaluan
JAKARTA – Pengurus Besar Al Washliyah bersama tujuh organisasi bagiannya menyayangkan kejadian yang menimpa Ustadz Abdul Somad (UAS) di Bali beberapa waktu lalu. Tindakan persekusi yang dilakukan elemen Ormas di Bali terhadap UAS seharusnya tidak terjadi.
Tindakan yang dilakukan Ormas di Bali itu sungguh tidak patut. Demikian pernyataan sikap PB Al Washliyah beserta organisasi bagiannya yang disampaikan Sekretaris Jenderal PB Al Washliyah Masyhuril Khamis pada Senin (11/12/2017).
“Penolakan kehadiran beliau (Ustadz Abdul Somad) yang diduga dilakukan oleh elemen Ormas di Bali sangat tidak patut dilakukan sebab beliau hadir sebagai ulama yang diundang oleh masyarakat Muslim Bali,” bunyi pernyataan sikap Al Washliyah.
Adanya pemaksaan terhadap UAS untuk melakukan ikrar terhadap NKRI dan mencium bendera merah putih merupakan tindakan yang mengada-ada. Upaya tersebut seakan menganggap UAS adalah ulama yang tidak toleran dan anti NKRI.
“Upaya pemaksaan (persekusi) agar Ustad Abdus Somad diharuskan melakukan Ikrar NKRI dan sambil mencium bendera merah putih terlebih dahulu di Rumah Kebangsaan sebelum melakukan aktifitas dakwah, bagi kami upaya tersebut sangat mengada-ngada dan sangat tidak terpuji serta melukai hati bangsa Indonesia yang sangat memiliki toleransi beragama yang tinggi,” tegas sikap KB Al Washliyah.
Menurut Al Washliyah umat Hindu Bali dan Muslim Bali telah hidup berdampingan dengan damai selama 800 tahun yang lalu, hal tersebut menegaskan bahwa Umat Hindu Bali telah menerima umat Islam di Bali sebagai bagian dari masyarakat Bali.
Ormas Islam yang telah berusia 87 tahun ini meminta kepada pihak kepolisian untuk bertindak dan menertibkan upaya-upaya yang dilakukan sekelompok orang yang dapat merusak sendi-sendi bernegara di mana bangunan Kebhinekaan Tunggal Ika tersebut telah lama terbangun dengan baik.
“Kepolisian harus dapat bijak dan arif dalam menilai serta melihat kasus ini dengan jernih, sehingga dapat bertindak dengan rasa keadilan yang tinggi sehingga citra kepolisian akan semakin baik dan tidak terjebak dengan opini dan isu yang dibangun oleh sekelompok elemen masyarakat yang mengatasnamakan ormas tertentu,” bunyi pernyataan sikap KB Al Washliyah itu.
PB Al Washliyah dengan seluruh organ bagiannya yaitu Muslimat Al Washliyah, Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA), Ikatan Sarjana Al Washliyah (ISARAH), Ikatan Guru dan Dosen Al Washliyah (IGDA), Angkatan Puteri Al Washliyah (APA), Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH), Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) mendukung dakwah yang dilakukan UAS dan mengutuk keras upaya persekusi terhadap beliau. Selanjutnya meminta kepolisian melakukan penyidikan dan penindakan tegas sesuai mekanisme hukum yang berlaku.
KB Al Washliyah itu menegaskan pula bahwa UAS adalah ulama Indonesia yang juga kader Al Jam’iyatul Washliyah.
“Untuk itu kami mengajak seluruh Ormas Islam dan umat Islam Indonesia untuk merapatkan barisan menjaga para ulama dan NKRI adalah hal yang tak perlu diragukan lagi sebagai hal mutlak dan harga mati,” tegas pernyataan sikap bersama tersebut.
Ormas Islam Al Washliyah ini juga mengucapkan terima kasih serta memuji langkah yang diakukan oleh Raja Adat Bali Raja Pemecutan IX Ida Cokorda yang telah menetralisir suasana yang mencekam kembali menjadi kondusif serta mengawal terlaksananya dakwah yang dilakukan UAS hingga selesai di Masjid An Nur Bali. (mrl)