Kenapa Patut Ditiru, karena Buwas Berani Lawan Tommy Winata!
Oleh: Djoko Edhi S Abdurrahman*
Patut diacungi jempol berani melawan Tommy Winata. Kita sedikit lega, Buwas menunjukkan kelasnya. Ada beberapa alasan sehingga kita perlu memberi penilaian dan dukungan agar Buwas perlu meningkatkan kinerjanya.
Pertama, ia bukan piaraan Cina. Umumnya Jenderal Polisi memiliki jejak menjadi piaraan Cina. Tidak semuanya memang. Namun, tidak mudah mencari Jenderal Polisi yang tak pernah jadi piaraan Cina.
Kedua, Buwas naik menjadi Jenderal lewat jalan normal. Artinya tanpa menyuap. Karena itu untuk menjadi Jenderal dan memangku jabatan penting harus punya duit tebal. Cara paling mudah ialah menjadi piaraan cukong.
Ketiga, Buwas menunjukkan bahwa ia tidak membisniskan tugasnya. Artinya ia tidak mengkhianati tugasnya. Itu membuatnya survive dalam sejumlah serangan balik mafia kejahatan seperti ketika ia menggarap RJ Lino di mana Wapres Jusuf Kalla mencopotnya dari Kabareskrim Polri.
Keempat, baru sejak Buwas jadi Kepala BNN mafia narkoba kocar kacir. Barang berkurang drastis di pasar, dan pemakai ramai-ramai mulai bertobat. Operasi Buwas juga tidak setengah hati, sarangnya Tommy Winata digarap. Tommy melawan lewat Propam, belasan crew Buwas disidik.
Bagi Tommy Winata ini kali kedua. Dulu Jenderal Sutanto menghajar Hans Peter, yang kemudian tewas dalam baku tembak dengan crew Sutanto yang saat itu menjadi Kalahar BNN sebelum menjadi Kapolri tahun 2005, sedang Hans adalah manejernya Tommy.
Dalam catatan saya, hanya Sutanto dan Buwas yang berani bentrok dengam Tommy sepanjang sejarah Indonesia. Sutanto malah pernah masuk kotak ketika ia menangkqp raja judi medan, Oloan. Ketika itu Kapolri dijabat Dai Bachtiar.
Kelima, kini Buwas memasuki dunia riil mafia. Mafia narkoba. Itu perang nyata. Buwas tampak masih survive. Ke depan sulit diramalkan. Tergantung apakah Buwas memiliki komunikasi yang jitu dengan intelijen dan kontra intelijen.
Triad, organisasi kejahatan terbesar di Asia sangat bernafsu menyingkirkannya. Mereka ada di mana-mana, di antara Hoaqiau. Berbeda dengan Yakuza, domain Triad adalah narkoba.
Mereka akan menyuap, jika bisa menyuap. Mereka akan membunuh jika tak bisa menyuap. Buwas adalah pejabat yang tak bisa disuap!
Keenam, harus diacungi jempol nyali besar Buwas yang kontak langsung dengan mafia narkoba. Mereka dirugikan triliun rupiah per hari akibat operasi Buwas yang zero tolerance.
Triad sangat terpukul dengan penelusuran jenderal yang menjadi backing narkoba dalam kasus bom waktu Freddy Budiman yang diungkap Ketua Kontras Harry Azhar. Tim Pencari Fakta Gabungan itu membuat jaringan Triad rusak berat.
*Mantan Anggota Komisi III DPR RI