Kesejahteraan Petani Tak Kunjung Membaik
Jakarta – Sektor pertanian merupakan lahan berusaha utama dalam struktur ketenagakerjaan Indonesia. Menurut data BPS, pada Agustus 2019 jumlah tenaga kerja di sektor pertanian (secara luas) mencapai 34,58 juta atau sekitar 27,33% dari total tenaga kerja. Jumlah tersebut turun sekitar 1,12 juta tenaga kerja dibandingkan tahun lalu. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena jumlah tenaga kerja semakin menurun dan dapat memengaruhi ketahanan pangan nasional.
Anggota DPR RI Fraksi PKS Junaidi Auly melihat penurunan tenaga kerja di sektor pertanian menjadi fenomena yang harus diperhatikan pemerintah. “Persoalan ini krusial, karena menentukan peranan sektor pertanian ke depan. jelas Junaidi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, (Kamis, 28/11/2019).”
Penurunan tenaga kerja di sektor pertanian, memang sejalan dengan penurunan kontribusinya terhadap PDB. Beberapa tahun lalu, sektor ini berkontribusi sekitar 25% terhadap PDB, sekarang sudah di bawah 20%.
Sementara itu lanjut Junaidi “Pemerintah seharusnya lebih paham dan reponsif terkait penurunan tenaga kerja pada sektor pertanian. Beberapa Indikator kesejahteraan sektor pertanian kenyataannya cenderung belum ada perbaikan. Misalnya NTP (Nilai Tukar Petani) yang tidak kunjung membaik, belum lagi upah buruh di sektor pertanian juga tumbuh lebih rendah dibandingkan pergerakan inflasi nasional maupun inflasi pedesaan”.
“Pada bagian lain, pembiayaan ke sektor pertanian juga relatif rendah, baik dari sektor perbankan maupun penanaman modal. Hal inilah yang harus diselesaikan oleh pemerintah”, tutup Junaidi. (hadi)