Ketua Komisi I DPR: Pertahankan Status Quo Yerussalem!
JAKARTA – Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari terus berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri RI Bu Retno Marsudi terkait upaya Amerika Serikat (AS) yang berencana mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem Al Aqsha sebagai Ibukota Israel.
“Saran saya opsi ini sebaiknya ditutup rapat rapat oleh AS, sebab hanya akan melahirkan konflik sangat besar skala dunia yang akan merugikan semua pihak,” jelas Kharis dalam keterangan tertulisnya kepada media.
Kharis menambahkan apabila ini benar terjadi maka akan menjadi kemunduran luar biasa bagi upaya kemerdekaan Palestina.
“Indonesia, dalam prinsipnya sebagaimana Bung Karno pernah sampaikan, kita akan terus berdiri menantang penjajahan Israel sampai berdiri negara Palestina yang merdeka berdaulat penuh dan mampu dimiliki rakyatnya,” tegas Politisi asal Solo ini.
Kharis mengingatkan bahwa perkembangan saat ini jelas bertentangan dengan kesepakatan internasional, resolusi PBB dan fakta sejarah.”
Langkah seperti itu, lanjut Kharis, akan merusak semua upaya perdamaian dan memicu ketegangan dan konflik baru. “Indonesia harus berkomunikasi dengan pemerintah AS untuk menghindari kesalahan ini dan menghormati semua resolusi yang dicapai,” ujar Kharis.
Politisi PKS ini juga meminta agar pemerintah Jokowi memberikan masukan kepada AS agar tetap mempertahankan status quo Yerusalem dan Haram al-Sharif sebagai milik bersama secara internasional sangat penting bagi semua pihak, keberlangsungan perdamaian bagi anak segala bangsa.
“Presiden Jokowi dapat memanfaatkan kedekatannya dengan banyak pemimpin dunia. Segera melakukan komunikasi via telepon dengan Presiden Mahmud Abbas dan pemimpin negara lainnya menegaskan pentingnya pembentukan sebuah negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem timur sebagai ibukotanya dan pelestarian status Yerusalem & Haram al-Sharif untuk perdamaian dan keamanan,” jelas Kharis. (AK)