Ketua LDNU: Selamatkan Anak Indonesia dari Paham Terorisme

 Ketua LDNU: Selamatkan Anak Indonesia dari Paham Terorisme

Pimpinan Pesantren Al-Mizan Jatiwangi, Majalengka, KH Maman Imanulhaq saat memimpin Apek Kesetiaan NKRI

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Negara dan seluruh elemen bangsa dituntut agar serius bahu membahu menyelamatkan anak-anak Indonesia dari paham terorisme dan radikalisme.

Hal itu ditegaskan Ketua Lembaga Dakwah PBNU yang juga Anggota Komisi VIII DPR RI KH. Maman Imanulhaq menyikapi Ledakan Bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/05) malam.

“Teror bom telah merusak sendi-sendi kebangsaan serta mengotori mental anak-anak bangsa dengan budaya teror dan kekerasan,” kata Maman seperti disampaikan pada lintasparlemen.com, Kamis (25/5/2017).

Karena itu, di hadapan ribuan jamaah Haflah “Aminatu Zahra” Heuleut Leuwimunding Majalengka, Kamis, (25/5). Maman minta agar anak-anak diselamatkan dari ketakutan dan tindakan kekejian tanpa perikemanusiaan yang dipertontontan oleh teroris. Aksi teroris akan memberikan efek traumatik yang buruk bagi anak-anak.

“Aksi brutal teror akan tersimpan dalam benak anak-anak dan berefek buruk. Lebih parah lagi bisa menginspirasi mereka melakukan tindakan teror serupa,” papar Maman.

Sehari sebelumnya, dalam forum berbeda, saat menjadi Nara Sumber dalam forum lembaga PBB UNODC dengan perwakilan beberapa negara yang membahas Isu Menangkal Paham Radikal di Dunia pada Senin (22/05) lalu di Hotel Aryaduta, Tugu Tani Jakarta. Maman telah menegaskan pentingnya memproduksi kontens narasi positif tentang kemanusiaan dan perdamaian untuk mengalahkan kuantitas dan kualitas narasi radikal ekstrimis yang sangat provokatif.

“Narasi Islam moderat dan damai harus lebih diperbanyak daripada narasi teroris dan radikalisme yang harus diakui lebih provokatif, heroik, menantang serta merangsang keingintahuan anak-anak muda,” beber Maman.

Maman yang juga politisi PKB ini pun mendukung berbagai langkah penanganan Terorisme oleh Kepolisian. Namun ia meminta penangkapan teroris tidak didramatisir di hadapan anak-anak.

“tidak boleh ada tindakan kekerasan yang dipertontonkan di hadapan anak-anak,” pungkasnya. (M2)

Facebook Comments Box