Komisi I DPR RI: Selamat Dirgahayu TNI ke-72 Moga Militer Kita Makin Baik

 Komisi I DPR RI: Selamat Dirgahayu TNI ke-72 Moga Militer Kita Makin Baik

Sekretaris Fraksi PKS DPR RI dan Anggota Komisi I DPR RI Sukamta

JAKARTA – Anggota Komsisi I DPR RI H. Sukamta, PhD menyampaikan selamat Dirgahayu TNI yang ke-72. Di usia 72 tahun TNI, kekuatan militer Indonesia makin membaik. Namun peringkatnya di dunia internasional mengalami penurunan.

“Pada HUT TNI yang ke-72 ini, kita perlu mencermati perkembangan kekuatan militer kita. Berdasarkan data Global Fire Power (GFP), ranking kekuatan militer Indonesia tahun 2012 berada pada posisi ke-22, dan tahun 2015 naik menjadi peringkat ke-19,” kata Sukamta pada  lintasparlemen.com, Jakarta, Rabu (4/10/2017).

“Pada Januari 2016, Indonesia naik di posisi ke-12 dengan power index 0.52. Sementara pada tahun 2017. Ranking GFP Indonesia menurun pada posisi ke-14 dengan power index 0.34. Ini menunjukkan kekuatan militer Indonesia semakin baik tapi rangking menurun,” sambung Sekretaris Fraksi PKS DPR RI ini.

Sukamta menjelaskan, Indonesia lebih lambat dalam peningkatan kekuatan militernya dibanding negara-negara lain. Dan ini bisa ditafsirkan sebagai meningkatnya potensi ancaman terhadap Indonesia.

Oleh karena, lanjut politisi PKS ini, kuantitas dan kualitas unsur-unsur pertahanan TNI perlu terus ditingkatkan. Pemerintah perlu melakukan peningkatkan alutsista TNI, baik secara kuantitas maupun kualitas.

“Kita berharap melalui MEF (minimum essentials force) kebutuhan alutsista TNI tersebut dapat terpenuhi. Dari tahun ke tahun kita terus mendorong agar anggaran untuk membeli dan memperbarui alutsista ditingkatkan,” paparnya.

Selain unsur alutsista, terang Sukamta, prajurit TNI harus terus ditingkatkan kemampuan, integritas, kedispilinan serta kedekatannya dengan rakyat.

Karena secara kemampuan, ujarnya, Indonesia memiliki sejumlah pasukan elite khusus di masing-masing matra, seperti Kopassus dan Raider di AD, Paskhas dan Denbravo (Detasemen Bravo) 90 di AU, Kopaska (Komando Pasukan Katak), Yontaifib (Batalyon Intai Amfibi), dan Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) di AL, yang memiliki kemampuan di atas rata-rata tentara reguler.

Selain itu, ungkap Sukamta, TNI memiliki daya survival dan daya tempur yang kehebatannya oleh negara-negara lain. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri.

“Tapi jangan membuat kita terlena, justru Indonesia harus terus meningkatkan kuantitas dan kualitasnya. Jiwa prajurit TNI juga musti terus digembleng agar selalu memiliki integritas dan kedisiplinan yang tinggi,” ujarnya.

“Kita masih mendengar kasus-kasus indisipliner oknum prajurit yang bertindak bertentangan dengan jiwa TNI. Ini menjadi pekerjaan rumah kita. Hal-hal seperti ini kita harapkan tidak lagi terjadi ke depannya,” terangnya. (HMS)

 

Facebook Comments Box