Komisi VII DPR RI Terima Aspirasi dari Pelaku Industri Baja terkait Berkurangnya Pasokan Gas

 Komisi VII DPR RI Terima Aspirasi dari Pelaku Industri Baja terkait Berkurangnya Pasokan Gas

SURABAYA – Komisi VII DPR RI menerima beberapa aspirasi dan masukan dari pihak pelaku industri baja, terkait implementasi Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 89 K/10/MEM/2020 tentang Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.

“Kami mendapat berbagai aspirasi dari PT Ispat indo, produsen baja sebagai pengguna Gas Industri yang mendapat manfaat dari Kepmen ESDM 89K tadi. Selain meminta agar kebijakan harga gas sebesar 6 dolar Amerika per MMBTU itu terus diterapkan, mereka juga berharap agar pasokan gas ke industrinya tidak terus menurun,”ujar anggota Komisi VII DPR RI, Ratna Juwitasari saat mengunjungi PT Ispat Indo, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (6/4).

Pasalnya, lanjut Ratna, mereka mengaku pasokan gas ke industrinya terus menurun. Di bulan Maret 2021 menurun 25 persen, dan April kembali menurun hingga 75 persen. Hal ini tentu berpengaruh terhadap proses produksi perusahaan tersebut.

Mengetahui hal tersebut, tim kunjungan kerja spesifik yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Alex Noerdin, didampingi oleh beberapa anggota Komisi VII DPR RI lainnya seperti Bambang Patijaya dan Nurhasan Zaidi ini langsung mempertanyakannya pada pihak terkait, yakni PT PGN (Perusahaan Gas Negara).

“Alhamdulillahnya, dalam kunjungan kami ini juga hadir Sekretaris Dirjen Migas, PT PGN, BPH Migas, dan SKK Migas. Sehingga bisa langsung menjelaskan penyebabnya, sekaligus mencari solusinya,”tambah Politisi dari Fraksi PKB ini.

Menjawab hal itu Direktur Komersil PT PGN Tbk menjelaskan bahwa menurunnya pasokan gas ke PT Ispat Indo itu sebagai akibat dari berkurangnya produksi gas yang ada di Jawa Timur dan belum on-stream nya lapangan gas baru. Selain itu PT PGN Tbk memberlakukan kebijakan kuota agar setiap industri dapat menerima pasokan gas yang sama meskipun tidak semua industri mampu menyerapnya secara maksimal.

Dalam kesempatan itu Ratna juga mengatakan bahwa PT Ispat Indo yang sudah maksimal menyerap gas tersebut, hendaknya dapat segera berkontribusi lebih kepada perekonomian masyarakat sekitar dan daerah. Agar multiplier effectnya dapat dirasakan semua pihak, khsuusnya dalam keadaan pandemi seperti ini.

Selain lapangan pekerjaan, program beasiswa bagi pelajar berprestasi dapat menjadi salah satu bentuk kontribusi positif dari meningkatkanya produksi PT Ispat Indo setelah menikmati harga gas 6 Dolar Amerika per MMBTU ini. (Ayu)

Facebook Comments Box