Komisi X DPR Geram Anggaran Pendidikan di Tahun 2017 Dipangkas!
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi Partai Gerindra Sutan Adil Hendra (SAH) menilai bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Muhadjir Effendy tidak berpihak pada dunia pendidikan di Indonesia.
Padahal, menurut SAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamatkan bahwa anggaran pendidikan sekurang-kurangnya sebesar 20 persen dari APBN. Namun, pemerintah tidak menjalankan amanah tersebut. Bahkan anggaran dari tahun ke tahun makin berkurang untuk dunia pendidikan.
“Jika kita lihat dari pagu anggaran Kemendikbud di tahun 2016 ke tahun 2017, terus ada penurunan. Itu artinya, pemerintah saya lihat saat ini tidak memiliki lagi keberpihakan pada dunia pendidikan di Indonesia. Jika ini dibiarkan maka, generasi kita akan mendapatkan imbasnya. Dan ini yang harus kita harus cermati untuk ke depannya bahwa pada penyelenggara pendidikan adalah investasi jangka panjang. Baik tidaknya nasib bangsa ini, tergantung pada investasi pada dunia pendidikan kita,” Sutan saat dihubungi Lintasparlemen.com, Jakarta, Senin (05/09/2016).
Seperti dilansir oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa pagu Anggaran di Tahun 2017 hanya mencapai angka Rp 39,832 triliun. Jika dilihat dari angka itu, tentu mengalami penurunan yang sangat cukup signifikan dari pagu anggaran tahun 2016 sebelumnya mencapai angka Rp 49,232 triliun.
Di sisi lain, lanjut SAH, Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih mengutamakan pembangunan nfrastruktur di seluruh Indonesia. Namun, lupa membangun dunia pendidkan merupakan sektor yang tidak bisa dilupakan untuk ditata agar kemajuan dan kesejahteraan masyarakat segera terwujud.
“Ini menjadi keheranan kami, kalau infrastruktur itu ada beberapa yang bisa kita tunda dulu. Tapi kalau menata dunia pendidikan, harus segera kita perbaiki. Artinya, kita harusnya disesuaikan saja (anggarannya). Karena jika anak bangsa sudah cerdas, tentu bisa menyelesaikan persoalan hidupnya sendiri. Dan kita makin terbelakang karena kurangnya kualitas SDM (sumber daya manusia) kita. Di mana kita tak mampu bersaing secara ekonomi dan politik dari negara lain karena kurangnya kualitas SDM kita,” jelasnya.
Publik menunggu kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Muhadjir Effendy. Apalagi Menteri Muhadjir berhasil menggantikan Anies Baswedan yang memiliki kinerja yang cukup baik. Sebagai mantan Rektor kelima Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Muhadjir Diharapkan lebih bisa berkiprah di bidang pendidikan. Ditunggu kebrakannya di dunia pendidikan di Indonesia?!(HMS)