Komisi X DPR RI Ingin Model UN 2026 Tak Membuat Anak dan Orang Tua Tertekan
Jakarta – Komisi X DPR RI ingin Ujian Nasional (UN) direncanakan akan dimulai kembali pada 2026 tak membuat murid dan orang tua tertekan. Untuk wujudkan itu, Ketua Komisi X DPR Dr Hetifah Sjaifudian memberikan beberapa catatan penting agar UN sukses mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hetifah melihat UN di tahun-tahun sebelumnya menjadi tekanan tersendiri bagi siswa. Sehingga, model UN untuk 2026 penting untuk dikaji secara matang.
“Di mana justru kita mengkritisi UN itu sebagai bagian dari proses drilling anak-anak yang membuat bukan saja anak-anak, orang tua, sekolah merasa tertekan,” kata Hetifah pada wartawan, Jakart, Selasa (7/1/2025).
Dari hasil kajiannya, Hetifah menyimpulkan UN masih diperlukan sebagai pengukuran hasil belajar. Namun, ia mengingatkan penerapannya tak boleh menjadi keresahan bagi siswa.
“Jadi kita tetap ingin ada satu pengukuran dari hasil belajar. Itu kita setujui caranya seperti apa, ini tuh yang efisien tapi itu tadi tidak membuat keresahan atau tekanan-tekanan yang tidak perlu,” tuturnya.
Politisi Partai Golkar ini berpikir bagaimana anak termotivasi belajar tanpa harus ada tekanan? Ia juga mengatakan UN jangan dijadikan satu-satunya alasan siswa wajib belajar.
“Nah nantinya kita ingin anak-anak belajar karena termotivasi dalam dirinya sendiri dan mereka mengikuti UN itu karena ingin tahu saya sekarang sudah mengalami kemajuan apa dalam diri, bukan mau membandingkan dengan temannya harus sama atau harus melebihi,” ujar Hetifah.
Anggota DPR asal Dapil Kalimantan Timur bini memberikan bocoran bahwa Asesmen Nasional (AN) akan tetap dilaksanakan beriringan dengan UN. Pelaksanaan keduanya dinilai bisa saling melengkapi satu sama lain.
“Saya yakin UN yang akan datang adalah penyempurnaan dari apa yang sudah ada sekarang. Tadi Pak Menteri sudah bilang bahwa Asesmen Nasional akan dilanjutkan tapi standarisasi dari individu sangat dibutuhkan,” tutupnya.