Komisi X DPR Sayangkan Anies Baswedan jadi ‘Korban’ Reshuffle!
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Jika dilihat dari kinerja Anies Baswedan sebagai pemimpin di Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud), Anies bisa disebut berhasil. Banyak terobosan yang dilakukan membuat budaya pendidikan yang lebih baik. Di antaranya, membuat bidang kejujuran atau integritas masuk dalam penilaian siswa.
Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi X dari Fraksi Gerindra Sri Meliyana. Sebagai rekan kerja Sri selama ini, ia memiliki penilaian positif terhadap Anies. Ia menyimpulkan Anies tak layak direshuffle.
“Menurut saya Pak Anies (Baswedan, red) tak layak direshuffle, tapi karena semua adalah hak proregatif Presdien, ya kita harus terima. Prestasinya banyak di bidang pendidikan,” terang Sri saat ditanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (27/07/2016) usai rapat RDPU Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI).
Ia juga menyampaikan indeks integritas ujian nasional (UN) tingkat SMP/MTs pada 2016 mengalami peningkatan selama Anies memimpin kementerian tersebut. Di mana mengalami peningkatan persentase sekolah yang mendapat indeks integritas UN di atas 80.
“Selama di era Anies, Kemendikbud pun terus melakukan langkah-langkah yang inovatif meningkatkan nilai rata-rata tanpa meninggalkan semangat integritas siswa didik,” terangnya.
Menurut Sri, semakin jujurnya UN, diharapkan hasilnya dapat memetakan capaian pendidikan secara tepat. Apalagi bangsa ini mengalami krisis moral yang menyebabkan kejujuran dinilai sangat mahal, jarang ditemukan di republik ini.
Meski demikian, Sri menerima keputusan itu, dan berharap menteri yang menggantikannya mampu melanjutkan pondasi yang telah dibangun Anies. “Kita berharap menteri pengganti pak Anies bisa melanjutkan apa yang sudah dibangun beliau,” tutupnya.
Usai Anies Baswedan jadi ‘korban’ pahitnya sebuah reshuffle, Anies menulis surat bagi rakyat Indonesia, khususnya guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
Ini pesan pamit Anies Baswedan:
Kepada Yth.
Ibu/Bapak Guru, Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selama 20 bulan ini saya mendapatkan kehormatan menjalankan sebuah amanah konstitusi dan amanah ini dari Allah SWT untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa lewat jalur pemerintahan. Hari ini saya mengakhiri masa tugas di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tugas ini telah dicukupkan. Saya ucapkan terimakasih dan apresiasi pada Presiden Jokowi yang telah memberikan kehormatan ini. Tugas besar ini mendasar karena pendidikan dan kebudayaan menyangkut masa depan kita, masa depan bangsa tercinta.
Sejah bertugas di Kemendikbud, saya meneruskan kebiasaan berkeliling ke penjuru Indonesia, ke sudut-sudut Nusantara, berbincang langsung dengan ribuan guru dan tenaga kependidikan. Saya menemukan mutiara-mutiara berkilau di sudut-sudut tersulit Republik ini. Dinding kelas bisa reyot, tapi semangat guru, siswa dan orangtua tegak kokoh. Dalam berbagai kesederhanaan fasilitas, sebuah PR besar pemerintah, saya melihat gelora keceeriaan belajar yang luar biasa.
Ibu dan Bapak yang amat saya hormati, kami sebangsa menitipkan persiapan masa depan Republik ini. Di sekolah tampak hadir bukan saja wajah anak-anak, tapi juga wajah masa depan Indonesia. Teruslah songsong anak-anak itu dengan hati dan sepenuh hati, izinkan mereka menyambut dengan hati pula. Jadikan pagi belajar pagi yang cerah. Sesungguhnya bukan matahari yang menjadikan cerah, tapi mata hati tiap anak, tiap guru yang menjadikan cerah.
Di hari terakhir saya bertugas di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, izinkan saya menyampaikan harapan kepada Ibu dan Bapak semua. Harapan agar perubahan dalam pendidikan terus menuju ke arah yang lebih baik. Mari kita teguhkan komitmen untuk menjadikan sekolah sebagai taman yang penuh tantangan dan menyenangkan bagi semua warga sekolah. Mari kita pastikan bahwa sekolah menjadi tempat di mana anak-anak kita tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya, memenuhi potensi unik dirinya. Mari kita jadikan sekolah sebagai sumur amal yang darinya akan mengalir pahala tanpa henti bagi Ibu dan Bapak semua. Ibu dan Bapak, teruslah bergandengan erat dengan orangtua, bersama-sama menuntun anak-anak meraih masa depannya, menjawab tantangan zamannya, melampaui cita-citanya. Saya titipkan kepada Ibu dan Bapak guru berbagai perubahan yang telah kita mulai bersama, baik dalam bentuk peraturan-peraturan baru yang mendorong ekosistem sekolah menyenangkan dan bebas dari kekerasan, maupun melalui pembiasaan dan praktik baik di sekolah.
Ibu dan Bapak (guru) yang saya banggakan, menteri boleh berganti, tapi ikhtiar kita semua dalam mendidik anak bangsa tak boleh terhenti. Masih banyak pekerjaan rumah, pemerintah yang harus ditunaikan bagi guru dan tenaga pendidik. Saya percaya itu semua akan dituntaskan.
Mari kita lanjutkan perjuangan, beri dukungan pada komitmen pemerintah dalam membangun sekolah menyenangkan, serta jaga stamina raga, rasa dan cipta Ibu dan Bapak semua. Izinkan saya apamit sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, teriring rasa terima kasih, juga permohonan maaf tak hingga atas segala khilaf yang ada. Salam hormat saya untuk Ibu dan Bapak semua. Mari kita teruskan ikhtiar mencerdaskan kehidupan bangsa ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 27 Juli 2016
Anies Baswedan