Kunjungi PCNU Karawang, Maman Imanulhaq: PKB Siapkan Generasi Jenius Berbasis Pesantren
KARAWANG—Karawang adalah tempat yang sangat bersejarah. Mulai Candi Jiwa peninggalan kerajaan Tarumanegara (Abad 4 Masehi), Syeikh Quro (1418 M) hingga peristiwa penculikan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok oleh para pemuda, membuktikan peran penting Karawang dalam sejarah.
Maka Karawang harus memiliki generasi yang cerdas, mandiri dan kreatif agar bisa menjadi daerah yang maju, bebas pengangguran dan religius.
Demikian dikatakan anggota DPR-MPR RI KH. Maman Imanulhaq dalam kegiatan Dengar Pendapat Masyarakat (DPM) di salah satu hotel di Karawang, Jawa Barat, Jumat 27/11 2020.
“ Warga NU di Karawang harus membangun kesadaran masyarakat tentang peran penting Karawang dalam sejarah dan mampu melahirkan Generasi yang kuat baik jiwa, raga dan religiusitasnya. PKB siap melayani Ulama dan pesantren untuk menyiapkan generasi jenius berbasis Pesantren,” tegas anggota Badan Kajian MPR RI ini.
Di hadapan Ketua PCNU Karawang KH. Ahmad Ruhiyat Hasby dan ketua-ketua Banom, menyerahkan bantuan untuk kegiatan NU, membuat kesepakatan untuk membangun perpustakaan dan menginventarisir karya tulis Para ulama Karawang.
Sebelum memberikan khutbah di Masjid Nurul Anwar, Dewan Syura DPP PKB ini bertemu para kader PKB di Gedung PCNU.
Maman meminta semua kader untuk bekerja keras memenangkan paslon nomor 3 Jimmy-Husni di pilkada karawang 9 Desember 2020.
” Ini momentum yang tepat untuk merebut kemenangan demi kehormatan PKB. Elektabilitas Pasangan Jenius yang tinggi adalah modal besar untuk menjadikan Jimmy jadi bupati Karawang. Bismillah, jadi! ” tegas Maman yang terus silaturahmi di daerah-daerah yang menggelar pilkada dengan tetap memakai protokol kesehatan secara ketat.
Ia pun mengingatkan agar kader PKB untuk terus berperan aktif dalam menghadapi Covid 19 ini.
“ Kader PKB harus aktif mengembangkan kerjasama denga NU, birokrasi pemerintah, lembaga kesehatan, relawan independen dan pihak swasta dalam memperkuat pembentukan sistem sosial dan budaya baru. Normalitas baru membutuhkan moralitas baru,” tutur tokoh muda NU ini. (MM)