Lamhot Sinaga Sebut Efisiensi Anggaran Itu Hikmah: Ini Paradigma Baru agar Anggaran Tepat Sasaran

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga punya penilaian berbeda bahwa pemotongan anggaran dari kebijakan efisiensi pemerintah justru bisa menjadi hikmah dalam menjalankan roda pemerintahan. Menurut Lamhot, di mana efisiensi itu akan menimbulkan paradigma baru bahwa anggaran yang digunakan harus tepat sasaran.
“Pemotongan anggaran jika ditilik dari tujuannya memiliki banyak manfaat, bahkan punya hikmah tersendiri agar tumbul paradigma baru bahwa anggaran itu harus digunakan tepat sasaran,” kata Lamhot kepada wartawan di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Lamhot mengaku, persoalan efesiensi anggaran sempat dibahas saat rapat kerja Rapat Kerja Komisi VII dengan mitra BSN, LKBP Antara, LPP RRI, dan LPP TVRI, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (13/2/2025). Dalam rapat itu, ia menjelaskan pemerintah pun sudah menginstruksikan agar pemotongan anggaran dilakukan terhadap aspek-aspek tertentu, contohnya alat tulis kantor dan perjalanan dinas.
Untuk itu, dia pun meminta agar pemotongan anggaran tetap berada di dalam koridor tersebut, bukan justru memotong anggaran belanja pegawai yang menimbulkan pemecatan. Baginya, jika salah memotong anggaran untuk efisensi maka merugikan roda pemerintahan.
“Bahwa perjalanan Bapak-Bapak yang mungkin tadinya dikurangi, ya itu fungsi efisiensi, kita tahu efisiensi ada berbagai komponennya,” terang Lamhot .
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay pun meminta agar Sarana Publikasi, seperti TVRI, RRI, dan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara untuk lebih kreatif dalam meningkatkan pendapatan. Saleh menekankan bahwa lembaga-lembaga ini harus memiliki strategi inovatif agar dapat berkembang dan tidak bergantung sepenuhnya pada anggaran negara.
“Saya apresiasi kinerja empat mitra kami, terutama BSN dan Antara. Namun, saya ingin mendorong agar lembaga-lembaga ini bisa lebih besar. Jangan hanya mengandalkan anggaran yang ada,” ujar Politisi Fraksi PAN ini.
“Kalau kita lihat, Antara sudah bisa menghasilkan Rp 548 miliar. Itu bukan angka kecil, tapi bagaimana cara meningkatkannya lagi, terutama dengan menggandeng mitra swasta,” katanya lagi.
Saleh juga menyoroti bahwa TVRI dan RRI selama ini kalah bersaing dengan media swasta. Menurut dia, lembaga penyiaran publik harus lebih inovatif dalam mencari pendapatan agar tetap relevan di tengah persaingan industri media.
“TVRI dan RRI perlu berbenah. Saya bandingkan dengan TV dan radio swasta, mereka tetap bisa bertahan bahkan semakin kuat. Kita akan mencari formulasi baru agar TVRI dan RRI bisa lebih kreatif dan berkembang,” ujarnya.