LKSB : Launching Buku ‘Indonesia Rumah Kita’, dan Peringati Ulang Tahun ke-5
JAKARTA – Direktur Lembaga Kajian Strategis Bangsa (LKSB) Abdul Ghopur menyampaikan adanya fenomena gerakan intoleran akhir-akhir ini tampaknya ingin mengoyak-ngoyak persatuan dan kesatuan negeri ini.
Menurut Ghopur, sesungguhnya bangsa Indonesia adalah “konsepsi kultural” dan “konsepsi politik” tentang sebuah entitas yang tumbuh berdasarkan kesadaran politik untuk merdeka dengan meletakkan individu ke dalam kerangka kerakyatan.
“Maka Dalam kerangka ini, setiap rakyat dipertautkan dengan suatu komunitas politik dalam kedudukan yang sederajat di depan hukum, dengan operasi atas prinsip kekariban, keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan bersama,”, katanya di ulang tahun LKSB yang ke-5, di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (31/10/2017) lalu.
Indonesia, lanjut Ghopur, juga masih mengalami persoalan mendasar, yakni merosotnya nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme dan semangat kemajemukan sebagai bangsa yang multikultural.
“Dalam hal ini, masih saja ada upaya pengingkaran terhadap pluralitas bangsa Indonesia yang setiap saat dapat saja muncul ke permukaan,” paparnya.
“Sebagai bangsa yang multietnis, ras, suku,budaya, bahasa dan agama, secara jujur kita masih belum bisa menghilangkan atau paling tidak meminimalkan apa yang disebut dengan barrier of psychology (batas psikologis/prasangka) terhadap sesama anak bangsa,” lanjutnya.
Oleh karena itu, terangnya, banyak jawaban, tetapi yang terpenting adalah Pertama, problem Indonesia sesungguhnya adalah keberlangsungan manajemen negara pasca kolonial yang tak mampu menegakkan kedaulatan hukum, memberikan keamanan dan keadilan bagi warganya,
Kedua, jelasnya, kita belum siap menerima keragaman. Padahal, keragaman bangsa bisa menjadi kekayaan Jika negara mampu menjalankan fungsinya sebagai, apa yang disebut Mohammad Hatta, “panitia kesejahteraan rakyat.”
Padahal, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 (Proklamasi 17 Agustus 1945) adalah fakta sejarah bangsa Indonesia yang tidak dapat diingkari dan wajib kita jaga danrawat, setia sekaligus menolak segala bentuk dan paham apa pun yang berseberangan bahkanbertentangan dengan Pancasila sebagai dasar negara. (JODIRA)