LLP-KUKM Lakukan Ekspor Produk UKM ke Jerman
Jakarta, LintasParlemen.com- Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM Kementerian Koperasi dan UKM melakukan ekspor produk furnitur dari bambu hasil UKM binaannya ke Jerman.
“Dengan ekspor produk UKM ini semakin membuktikan bahwa UKM kita itu bisa eksis dan tahan banting di tengah kondisi kelesuan ekonomi global dan regional. Jangan melihat berapa besar jumlah atau nilai ekspornya, tapi momen ini merupakan entry point produk UKM masuk ke pasar Eropa, khususnya Jerman”, kata Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM Agus Muharram pada acara pelepasan kontainer ekspor LLP-KUKM ke Jerman, di Jakarta, Rabu (8/6/2016).
Selain itu, lanjut Agus, momen ekspor ini juga menunjukkan kekuatan besar dari sebuah strategi promosi.
“Jadi, keberhasilan sebuah produk UKM diterima pasar itu bukan hanya kualitas produknya, melainkan dari strategi promosinya. Promosikan terus Gallery UKM hingga mampu menjaring buyer dari seluruh dunia. Keunggulan tempat ini, buyer tidak perlu keliling Indonesia, cukup datang ke Gedung Smesco sebagai miniatur produk UKM seluruh Indonesia”, papar Agus.
Dalam kesempatan yang sama, Dirut LLP-KUKM Ahmad Zabadi mengatakan produk bambu yang ekspor ke Jerman kali ini berupa furnitur dan handicraft.
“Itu hasil Shaniqua Bamboo, UKM binaan kita di Rangkasbitung, Banten. Keunggulan produk furnitur dari bambu kita karena handmade, bukan mass product. Sehingga, produk furnitur bambu kita lebih elegan dan berkualitas dibanding produk sejenis dari negara lain yang hasil pabrikan”, jelas Zabadi.
Selain ke Jerman, lanjut Zabadi, pihaknya pada 24 Juni 2016 juga akan melakukan ekspor produk UKM ke Senegal.
“Yang ekspor ke Senegal juga berupa produk bambu tapi lebih ke life style, seperti home decor, living room, dan sebagainya”, ungkap Zabadi.
Menurut Zabadi, maraknya para UKM binaan LLP-KUKM melakukan ekspor merupakan hasil dari mengikuti pameran-pameran di luar negeri.
“Dari mengikuti pameran-pameran di luar negeri itulah kita mendapatkan buyer. Biasanya, setelah melihat stan pameran kita, buyer akan berkunjung ke Indonesia ke gedung Smesco, yang kemudian melakukan deal eskpor. Gallery UKM memang untuk membuka pintu gerbang ekspor produk UKM kita ke luar negeri”, kata Zabadi.
Oleh karena itu, kata Zabadi, terkait mendapatkan buyer untuk deal ekspor, lebih banyak dari promosi berupa offline ketimbang online (website).
“Berdasarkan fakta di lapangan, masih lebih efektif promosi lewat offline, karena ini menyangkut quality control. Buyer itu melihat sebuah pameran sebagai tempat strategis untuk memilih dan menentukan kualitas sebuah produk”, pungkas dia.