LRT dan Monorel Tak Berdampak Baik bagi Masyarakat

 LRT dan Monorel Tak Berdampak Baik bagi Masyarakat

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Sekjen Prodem Satyo Purwanto menilai, sejak pembangunan Light Rapid Transit (LRT) dan Monorel yang dilakukan oleh pemerintah seperti tujuan dan mekanisme pembangunannya tidak jelas bahkan tudak sesuai kebutuhan rakyat.

“Maka tidak heran (pembangunan LRT dan Monorel) selalu berujung pada masalah. MRT itu juga digagas puluhan tahun yang lalu, karena memang konsep pemerintah siap dari periode ke periode sebelumnya berlawanan dengan akal sehat kita,” kata Satyo, pada acara diskusi kerakyatan jaringan 98 “Akankah LRT berbasis sama dengan monorail yang mangkrak?” di Gedung Pers, Jakarta, Senin (27/2/2017) kemarin.

Menurutnya, masyarakat DKI Jakarta hanya ingin agar fasilitas yang disediakan Pemerintah Provinsi (Pemrov) DKI lebih aman, nyaman dan bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

“Saya lihat, rakyat itu nggak mungkin peduli apa ada LRT, mau ada MRT. Bagi masyarakat, yang penting bagaimana mereka punya sarana prasarana transportasi yang ada itu aman digunakan dan murah serta nyaman,” ujarnya.

“Dengan akal sehat, konsep pemerintah DKI selalu bertentang dengan keinginan warganya. Saya gak tahu ide dari mana, setiap ide memiliki sarana transportasi yang sifatnya massal selalu berujung dengan masalah pengadaan lahan. Dan soal siapa yang membangun teknologi itu,” sambungnya.

Ia juga mencermati soal regulasi terkait pengelolaan transporasi itu, menurutnya banyak aturan diliberalisasi di Indonesia. Sehingga selalu dihadapkan dengan persoalan pembiayaan yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Padahal, terangnya, sesuai aturan yang ada, negara dilarang ikut campur dalam pembiayaan atau mengatur regulasi itu.

“Nggak akan ketemu konsep ini dengan akal sehat. Di mana fungsi, perannya serta tujuannya nggak akan ketemu soal liberalisasi transportasi yang menuntut selalu mendapatkan keuntungan dari nilai bisnis karena berbicara tentang nilai ekonomi. Sementara yang namanya transportasi itu, ya publik service pelayanan,” pungkasnya. (Johan Bahdi Putra)

Facebook Comments Box