Mantan Anggota DPR Ini Sebut Jokowi Lindungi Ahok hingga Memilih Tenggelam daripada Dikuasai China
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Mantan Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PAN Djoko Edhy Abdurrahman geram melihat kondisi negara yang makin panas yang diawali oleh Penistaan Agama oleh Gubernur DKI Jakarta Non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Lo, kok dibalik? Detonatornya kan Ahok. Piye toh? Sejak kasus korupsi RS SW, arogan, mulut jamban, yang terakhir memprovokasi umat islam dengan blasphemi al maidah 51,” curhat Djoko seperti dilansir di akun Facebook, Ahad (29/1/2017) dini hari tadi.
Bahkan dengan berani dan tegas Djoko mengungkapkan bahwa Ahok dilindungi oleh Presiden Joko Widodo yang kemudian dibenturkan dengan rakyat.
“(Ahok) dilindungi oleh Jokowi, lalu jokowi membenturkan rakyat yang menggugat keadilan dengan polisi, tentara, sesama ormas Islam, ruling party, dst. Begitu rakyat melawan lagunya berubah menjadi, kita 14x, kita basudara, kita bhinneka tunggal ika, kita NKRI, kita pancasila, dst,” jelas Djoko.
“Tadinya kami kami kami kami kami kami kami, berubah kita kita kita kita setelah keok. Saya berharap Ahok sampean menang, supaya ada kesempatan memumculkan Bela Islam 4, sekaligus kembali ke UUD 45 ASLI. Artinya Indonesia kembali ke bangsa Indonesia,” sambungnya.
Ia menilai ekonomi Indonesia saat ini sudah dikuasai oleh China 80 persen. Bukan itu saja, dengan berkuasanya kembali Ahok hingga menjadi Presiden atau Wakil Presiden disinyalir politik nasional Indonesia dikuasai China seperti Singapura.
“Saat ini Indonesia milik Cina, 80% ekonomi Indonesia dikuasai Cina. Dengan Ahok kemungkinan besar politik nasional dikuasai Cina. Jika politik dan ekonomi sudah dikuasai, Indonesia sudah di tangan Cina. Indonesia menjadi Singapore,” ujar Djoko.
Menurut Djoko, lebih baik tenggelam daripada dikuasai China. Karena Indonesia adalah Indonesia bukan China menjadi bangsa Indonesia.
“Lebih baik tenggelam daripada dikuasai Cina. Kok Anda menyebut bangsa? Sejak kapan Cina menjadi bangsa Indonesia? Belum pernah. Melainkan warga negara Indonesia yang siapapun boleh,” pungkasnya.