MANUSIA BERMAKNA: Jadi Manusia Produktif dan Bermanfaat

 MANUSIA BERMAKNA: Jadi Manusia Produktif dan Bermanfaat

Oleh: Munawir K, Dosen UIN Alauddin Makassar

Setiap manusia pasti menginginkan hidup yang bermakna, di mana keberadaannya membawa dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.

Dalam kehidupan ini, tidak ada kebahagiaan yang lebih indah selain menjadi seseorang yang produktif dan bermanfaat, sehingga keberadaannya selalu dirindukan dan kepergiannya meninggalkan kenangan yang baik.

Islam, sebagai agama yang menyempurnakan fitrah manusia, tidak hanya menganjurkan umatnya untuk hidup aktif dan berkontribusi, tetapi juga menjadikannya sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah.

Produktivitas dan manfaat bukanlah sekadar konsep material, tetapi sebuah nilai yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan intelektual. Menjadi manusia produktif berarti memanfaatkan waktu, tenaga, dan kemampuan untuk kebaikan, sementara menjadi manusia yang bermanfaat berarti menggunakan semua potensi yang dimiliki untuk membantu orang lain dan memperbaiki kehidupan bersama. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)

Namun, tantangan dalam kehidupan modern sering kali membuat seseorang terlena dengan rutinitas dan melupakan pentingnya menjadi individu yang memberikan dampak.

Dalam era ini, produktivitas dan manfaat sering kali diukur dari aspek duniawi semata, tanpa memperhatikan dimensi spiritual yang lebih tinggi.

Padahal, Islam mengajarkan bahwa produktivitas yang sejati adalah yang dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah, dan manfaat yang sejati adalah yang membawa kebaikan tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.

Melalui tulisan ini, kita akan mengupas bagaimana menjadi manusia produktif dan bermanfaat dari perspektif Islam. Uraian ini bertujuan memberikan inspirasi sekaligus panduan agar setiap individu Muslim dapat menjalani hidup dengan penuh makna, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.

Menjadi Manusia Produktif dan Bermanfaat: Perspektif Islam

1. Urgensi Menjadi Manusia Produktif dalam Islam

Produktivitas dalam Islam tidak hanya dipahami sebagai kemampuan menghasilkan sesuatu yang bernilai, tetapi juga sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Allah menciptakan manusia dengan potensi yang luar biasa untuk dimanfaatkan demi kemaslahatan bersama.

1. Perintah untuk Beramal dan Berusaha: Allah berfirman:

وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ
“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu.”
(QS. At-Taubah: 105)

Ayat ini menegaskan bahwa setiap amal dan usaha manusia akan dinilai oleh Allah, Rasul-Nya, dan sesama mukmin. Produktivitas menjadi cara untuk menunjukkan ketaatan kepada Allah dan memberikan kontribusi kepada umat.

2. Allah Tidak Akan Mengubah Nasib Suatu Kaum Kecuali Mereka Berusaha:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ra’d: 11)

Produktivitas merupakan bentuk tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri dan masyarakat. Tanpa usaha dan kerja keras, perubahan positif tidak akan terjadi.

3. Hikmah Penciptaan Manusia untuk Beribadah dan Berkarya:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56)

Konsep ibadah dalam Islam mencakup seluruh aktivitas yang dilakukan dengan niat mencari ridha Allah, termasuk produktivitas dalam pekerjaan, pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat.

Selain itu Hadits tentang Produktivitas ini diperkuat oleh sejumlah sabda Nabi Muhammad SAW. Diantaranya dalam riwayat Imam Ahmad:

“إِنْ قَامَتِ ٱلسَّاعَةُ وَفِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ فَإِنِ ٱسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّىٰ يَغْرِسَهَا فَلْيَفْعَلْ”
“Jika hari kiamat terjadi dan di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah bibit pohon kurma, maka jika ia mampu menanamnya sebelum kiamat tiba, hendaklah ia menanamnya.”
(HR. Ahmad)

Hadits ini menegaskan pentingnya terus produktif meskipun menghadapi situasi sulit. Produktivitas adalah bagian dari amal shalih yang bernilai ibadah.

2. Manusia yang Bermanfaat bagi Orang Lain

Konsep manfaat dalam Islam menunjukkan pentingnya membangun hubungan sosial yang harmonis. Seorang Muslim tidak hanya hidup untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk memberikan kebaikan kepada orang lain.

1. Umat Terbaik adalah yang Mengajak kepada Kebaikan:

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah.”
(QS. Ali Imran: 110)

Ayat ini menunjukkan bahwa umat Islam harus menjadi agen perubahan sosial yang memberikan manfaat kepada masyarakat melalui amar ma’ruf dan nahi munkar.

2. Sedekah dan Kepedulian Sosial:
إِنۡ تُقۡرِضُواْ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنًا يُضَٰعِفۡهُ لَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡۗ وَٱللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakannya untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Penyantun.”
(QS. At-Taghabun: 17)

Kepedulian kepada sesama, termasuk dalam bentuk sedekah dan bantuan sosial, merupakan cara untuk memberikan manfaat kepada masyarakat.Hal ini sejalan dengan Hadits tentang Manfaat bagi Orang Lain, Rasulullah AAW. bersabda:

“مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ”
“Barang siapa yang meringankan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan meringankan kesulitannya pada hari kiamat.”
(HR. Muslim)

Hadits ini mengajarkan bahwa setiap tindakan yang bermanfaat bagi orang lain akan mendapat balasan berlipat dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

3. Prinsip-Prinsip Menjadi Manusia Produktif dan Bermanfaat

Untuk menjadi manusia yang produktif dan bermanfaat, seorang Muslim harus memegang prinsip-prinsip berikut:

1. Ikhlas dalam Niat:
Setiap aktivitas harus didasari oleh niat untuk mencari ridha Allah.

إِنَّمَا ٱلۡأَعۡمَٰلُ بِٱلنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

2. Kedisiplinan dan Konsistensi:
Allah mencintai amal yang dilakukan secara konsisten meskipun kecil.

وإن قَل”
“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang dilakukan terus-menerus meskipun sedikit.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Berorientasi pada Kebaikan Kolektif:

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
(QS. Al-Ma’idah: 2)

4. Solusi untuk Meningkatkan Produktivitas dan Manfaat

1. Menguatkan Hubungan dengan Allah:
Memperbanyak dzikir, doa, dan ibadah akan memberikan energi spiritual untuk terus produktif.

2. Meningkatkan Ilmu Pengetahuan:
Belajar dan mengajarkan ilmu adalah bentuk produktivitas intelektual yang sangat dianjurkan.

3. Berkolaborasi dengan Sesama:

Manfaat yang besar hanya dapat dicapai melalui kerja sama dan sinergi antarindividu.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islam mendorong umatnya untuk menjadi individu yang produktif dan bermanfaat. Dengan berlandaskan Al-Qur’an, Hadits, dan pandangan ulama, kita memahami bahwa produktivitas dan manfaat adalah manifestasi dari iman yang kokoh dan amal shaleh. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu berusaha memberikan kontribusi terbaik bagi kehidupan dunia dan akhirat.

Penutup dan Kesimpulan

Hidup yang bermakna adalah hidup yang penuh produktivitas dan manfaat.

Dalam pandangan Islam, menjadi manusia produktif dan bermanfaat bukanlah sekadar pilihan, melainkan kewajiban yang melekat pada setiap Muslim. Allah telah memberikan waktu, kemampuan, dan kesempatan yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan, baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, maupun umat manusia secara keseluruhan.

Islam mengajarkan bahwa setiap perbuatan baik, sekecil apa pun, memiliki nilai yang besar di sisi Allah. Sebagaimana Rasulullah SAW. bersabda:

“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apa pun, meskipun hanya dengan bertemu saudaramu dengan wajah yang tersenyum.”(HR. Muslim).

Melalui produktivitas yang dilandasi niat ikhlas dan semangat memberi manfaat, seorang Muslim tidak hanya mengisi hidupnya dengan amal shaleh, tetapi juga menciptakan jejak kebaikan yang terus mengalir, bahkan setelah meninggal dunia. Dalam hal ini, Rasulullah SAW. bersabda:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak shaleh yang mendoakannya.”(HR. Muslim)

Kesimpulannya, produktivitas dan manfaat adalah kunci untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Seorang Muslim sejati tidak hanya memikirkan keberhasilan pribadinya, tetapi juga bagaimana keberadaannya dapat memberikan dampak positif bagi orang lain. Dengan cara inilah, seorang hamba dapat menjalankan perannya sebagai khalifah di muka bumi, sesuai dengan kehendak Allah.

Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu produktif, bermanfaat, dan istiqamah dalam kebaikan, sehingga menjadi manusia yang diridhai Allah dan dirindukan oleh sesama. #Wallahu a’lam bish-shawab.

 

Facebook Comments Box