May Day, Hafisz Tohir: Selamat Hari Buruh Internasional
JAKARTA – Hari ini tanggal 1 Mei 2021 bertepatan dengan Hari Buruh Internasional atau May Day. Momentum ini banyak dijadikan landasan bagi seluruh elemen sedunia untuk menata perburuhan sebuah negara.
Bagi Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Achmad Hafisz Tohir buruh itu pihak yang sangat berkontribusi pada pembangunan sebuah bangsa. Alasan itu, Hafisz Tohir sangat bangga dengan apa yang telah diberikan kepada negeri ini.
Untuk, itu Hafisz Tohir ingin agar negara, dalam hal ini pemerintah memperhatikan nasib buruh di tanah air. Siapa yang peduli dengan nasib mereka kalau bukan negara.
“Buruh adalah satu di antara elemen penting dalam pembangunan bangsa dan negara ini,” kata Hafisz Tohir pada wartawan Lintas Parlemen, Sabtu (1/5/2021).
Sebagai informasi, May Day sebagai bentuk peringatan yang dilakukan untuk menghormati para pekerja di seluruh dunia. Dan ngomong-ngomong soal May Day, itu dimulai di abad ke-19.
Cerita sejarahyua, saat itu para pekerja dan serikat pekerja di Amerika Serikat (AS) sana melakukan demo menuntut pengurangan hari kerja menjadi 8 jam sehari yang direalisasikan sekarang.
Tiap hari buruh, selalu ada aksi turun ke jalan. Selain turun ke jalan, banyak cara ternyata yang bisa dilakukan untuk memeringati Hari Buruh Internasional itu. Di antaranya yang paling ringan mengunggah ucapan Hari Buruh Internasional ke sosial media.
“Hari ini dengan Hari Buruh Internasional kita sama-sama mengucapkan, Selamat Hari Buruh se-Dunia! Kita doakan di bulan mulia ini, bulan Ramadhanini, semoga semua buruh dan pekerja informal di Indonesia selalu sehat dan terlindungi dari pandemi COVID-19. Salam sejahtera. Terimakasih,” terang Hafisz Tohir.
Di dalam negeri terkait May Day, menemui Kepala Staf Presiden, Moeldoko. Saat para bertemu Moeldoko, para perwakilan buruh itu di antaranya dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Gedung Bina Graha, Jakarta Pusat menyampaikan petisi. Di mana Tuntutan yang disampaikan yakni seputar Undang-Undang Cipta Kerja, mengenai upah sektoral dan pelaksanaan THR.
Bagi Hafisz Tohir, apa yang disampaikan oleh para buruh itu, pemerintah perlu menampungnya sebagai bentuk aspirasi. Mengingat jasa baruh di negeri ini cukuplah besar.
“Pemerintah perlu membuka hati terkait apa yang disampaikan itu,” jawab Hafisz Tohir saat ditanya soal tuntutan buruh hari ini. (HMS)