Memaknai Perlakuan Istimewa kepada Jenderal Gatot Nurmantyo di Singapura

 Memaknai Perlakuan Istimewa kepada Jenderal Gatot Nurmantyo di Singapura

Foto Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo untuk Dirgahayu HUT TNI ke-72 lalu

Oleh: Musni Umar, Sosiolog dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

Deliar Noer, ilmuan terkemuka Indonesia, orang Indonesia pertama yang meraih gelar Ph.D dalam ilmu politik (1963) di Cornell University, Amerika Serikat ketika memberi kuliah di Program Pasca Sarjana Universitas Nasional tahun 1980-an mengatakan bahwa pertemuan seseorang yang mempunyai kedudukan penting dengan pihak lain selalu mempunyai makna politik.

Sebagaimana diberitakan berbagai media bahwa sejak 04 Maret 2018 Jenderal TNI Gatot Nurmantyo  berada di Singapura.  Dia diterima dengan perlakuan istimewa oleh pemerintah Singapura.

Setidaknya ada empat indikator untuk memastikan bahwa Jenderal Gatot diperlakukan istimewa oleh pemerintah Singapura.

Pertama, Presiden Singapura Halimah Yakob di Istana Negara Singapura memberi  penghargaan Distinguished Service Order kepada Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang dalam bahasa Melayu disebut Darjah Utama Bakti Cemerlang.

Kedua, Perdana Menteri Singapura MR. Lee Hsien Loong mengadakan pertemuan dengan Jenderal Gatot. Pada hal Jenderal Gatot Nurmantyo bukan lagi sebagai Panglima TNI.

Ketiga, Jenderal TNI Gatot diterima secara resmi oleh Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen.

Keempat,  Jenderal TNI Gatot diterima secara resmi oleh Panglima Angkatan Bersenjata Singapura Perry Lim.  Walaupun dikatakan sebagai pertemuan perpisahan, tetapi tetap dianggap istimewa sebab Jenderal Gatot sudah tidak menjabat sebagai  Panglima TNI.

Penerimaan pemerintah Singapura terhadap Jenderal TNI Gatot yang tergolong istimewa, menarik jika dikaitkan dengan kuliah Prof Dr Deliar Noer, yang dalam dunia politik dan diplomasi, pasti mempunyai makna politik.

Mencari Makna

Setidaknya ada tiga faktor yang bisa dimaknai dari penerimaan pemerintah Singapura yang tergolong istimewa terhadap  Jenderal TNI Gatot.

Pertama,  pemerintah Singapura berkomitmen terus menjaga hubungan baik dengan Indonesia. Jenderal Gatot sebagai salah satu putera terbaik Indonesia penting diberi apresiasi dalam rangka menjaga, memelihara dan merawat hubungan baik antara Indonesia dengan Singapura. Maka Jenderal Gatot walaupun sudah mengakhiri masa baktinya sebagai Panglima TNI, tetap diberi perlakuan istimewa.

Kedua,  pemerintah Singapura menurut dugaan saya  sudah mendapat informasi dari intelejen bahwa tahun 2019  adalah pemilihan Presiden RI dan salah satu  kandidat potensial Presiden RI ialah Jenderal TNI Gatot.

Ketiga, penerimaan yang tergolong istimewa kepada  Jenderal Gatot bisa dimaknai bahwa Singapura memberi dukungan jika kelak dicalonkan Jenderal Gatot menjadi calon Presiden RI.  Sinyal itu tidak boleh hanya melihat Singapura, tetapi juga Amerika Serikat dan RRC yang secara politik, bisnis, sosiologis  dan historis memberi dukungan kepada Singapura. Selain itu, para konglomerat yang selama ini berkolaboratif dalam bisnis serta menyimpan dana mereka di negara itu.

Mencari Pemimpin Baru

Dalam dunia yang begitu terbuka, intervensi kepentingan selalu terjadi.  Di Amerika Serikat saja sebagai kampiunnya demokrasi, ribut sampai saat ini adanya dugaan Rusia terlibat terpilihnya Donald Trump.

Di Indonesia, ada dugaan bahwa  para pengusaha besar tidak nyaman dalam berusaha karena banyaknya protes dari umat Islam yang puncaknya aksi 212,  dan tidak  ada solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi,  Kondisi demikian terkoneksi dengan kepentingan  Singapura.

Oleh karena para pengusaha besar memerlukan stabilitas keamanan di Indonesia untuk jangka panjang.  Pada tataran itu, dugaan saya sebagai sosiolog mereka memerlukan figur alternatif yang dekat dan dipercaya umat Islam yang bisa memberi solusi terhadap umat Islam supaya stabilitas bisa diwujudkan dengan baik supaya mereka nyaman dalam berusaha.

Apa Mungkin?

Jenderal Gatot dikenal tegas, didukung kelompok-kelompok Muslim dan dicitrakan memberi  pembelaan terhadap kaum  Muslim langsung ataupun tidak langsung.

Akan tetapi, realitas yang dihadapi bahwa Jenderal Gatot tidak punya partai politik. Pada hal untuk mengusung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden harus ada gabungan partai politik yang mendukung.

Dugaan saya akan ada tiga pasang calon Presiden dan Wakil Presiden RI pemilu 2019 yang diusung parpol. Satu diantaranya adalah mendukung Jenderal Gatot. Apakah akan menjadi kenyataan, sangat dipengaruhi dinamika sosial ekonomi dan politik menjelang pencalonan Presiden dan Wakil Presiden.

Allahu a’lam bisshawab

Facebook Comments Box