Mencermati Faktor Perubahan di Indonesia
Indonesia adalah kawasan yang menunggu. Menunggu perubahan. Bukanlah kawasan yang menciptakan dan merancang perubahan.
Sejak dulu, perubahan di Indonesia, kerap dipengaruhi dari luar. Kendati demikian, faktor eksternal itu hanya bisa mendapat determinasinya ketika dari dalam telah menunggu dan matang faktor perubahannya.
Seperti misalnya, kasus ke arah dekolonisasi Belanda atau ke arah merdeka, hal itu terjadi oleh keadaan dan tren dunia internasional menuntut diakhirinya periode kolonial. Di dalam Indonesia sendiri, pergerakan ke arah kemerdekaan telah sangat siap dan sudah sangat terdidik. Ketika Jepang menyerbu Asia Tenggara dan mengusir Inggris dan Belanda, maka momentum itu pun membawa Indonesia menjadi merdeka. Saat yang sama, kehadiran Belanda di Indonesia, secara internasional sudah tidak populer lagi. Terutama di mata Amerika Serikat.
Perubahan kedua yang cukup mendasar juga sebenarnya dipengaruhi Internasional, terutama negara-negara kapitalis, seperti Amerika dan Inggris. Maka ketika Soeharto mengakhiri periode Orde Lama dan membawa Indonesia kepada lingkungan kapitalis internasional, yang disokong oleh Amerika, maka di Indonesia pun terjadilah keruntuhan era sosialisme Indonesia (nasakom) dan berdirilah era kapitalisme Indonesia yang ditopang oleh kekuatan militer.
Inilah yang terjadi dari Oktober1965 – 21 Mei 1998. Sekiranya tidak dilegitimasi dan diback up oleh Amerika Serikat dan blok Barat, akan sulit bagi Soeharto untuk mendirikan rezimnya. Dukungan dan dikte Amerika Serikat itu makin nyata ketika Timor Timur disatukan ke dalam jajaran wilayah Indonesia.
Periode ketiga perubahan besar di Indonesia, yaitu koreksi atas rezim dan jalan Soeharto, yaitu Reformasi 1998. Riak peristiwa ini sebenarnya dapat dibaca mulai dari peristiwa Dilli yang menegaskan posisi Amerika Serikat dan Australia terhadap rezim Soeharto.
Amerika menginginkan Soeharto dan militer mengundurkan diri dari politik. Isu pelanggaran HAM yang berkonotasi penindasan militer atas sipil, disokong penuh oleh Blok Barat melalui LSM-LSM. Akibatnya berakhirlah Orde Baru, orde militer. Pada saat yang sama, pergerakan bawah tanah dari kaum sosialis radikal menjalar. Sampai akhirnya pecahlah gerakan reformasi 1998 yang berujung mundurnya Soeharto dari tampuk pemerintahan.
Dari tiga perubahan besar di Indonesia tersebut, 1945, 1965 – 1966 dan 1998, tampaklah faktor eksternal sangat dominan menentukan perubahan di Indonesia.
Pelajaran
Oleh karena itu, nasib Indonesia dan perubahannya sejauh ini, lebih ditentukan oleh plot dan perubahan politik di tingkat internasional.
Jika Amerika dan Blok Barat koleps, maka dipastikan Indonesia akan berubah secara struktural politik dan ekonomi. Naiknya pengaruh China saja, sudah mulai mempengaruhi politik nasional Indonesia.
Tapi apakah dengan demikian, perubahan di Indonesia mustahil terjadi dengan hanya mengandalkan faktor internal? Bisa saja terjadi, tapi melihat karakteristik selama ini, faktor internal dan faktor eksternal harus serentak dan seirama dalam mengubah tatanan di Indonesia.
Tapi bukan tidak mungkin, elemen pengubah di Indonesia dapat belajar dari pengalaman Taliban dengan kegigihan dan ketabahan mereka.
Bang SED