Meski Sudah Ditahan KPK Fahd Tetap Eksis, Pemuda Pembela KPK: Urat Malunya ke Mana yaa…
JAKARTA – Pemuda Indonesia yang terhimpun dalam Pemuda Pembela KPK (PPK) menilai para pelaku koruptor di negeri ini makin berani meski telah divonis dan ditahan oleh KPK. Mereka para koruptor tetap saja berani dengan bangganya eksis memasang foto ruang publik padahal sudah menjadi tahanan koruptor.
Komentar PPK itu menyusul viralnya foto kegiatan Rapat Pimpinan Paripurna Nasional (Rapimpurnas) Pemuda di Marbela Banten, Senin-Selasa (4-5 Juni 2018) mendatang.
Kegiatan itu dipimpin oleh koruptor Fahd El Fouz dengan membawa nama KNPI dengan logo simbol dan citra diri yang sama dengan DPP KNPI yang sah di bawah kepemimpinan Muhammad Rifai Darus yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Oleh pengadilan Fahd bersama Zulkarnaen Djabar dan putranya, Dendy Prasetia, terbukti menerima uang senilai total Rp 14,3 miliar dari Direktur PT Sinergi Pustaka Indonesia, Abdul Kadir Alaydrus.
Dari jumlah tersebut, Fahd menerima total Rp 3,4 miliar. Fahd bersama Zulkarnaen, dan Dendi, terbukti memengaruhi pejabat Kemenag RI, untuk menjadikan PT Batu Karya Mas sebagai pemenang pengerjaan pengadaan laboratorium komputer MTS tahun anggaran 2011, PT Adhi Aksara Abadi Indonesia (A3I) sebagai pemenang pengadaan kitab suci Al Quran tahun anggaran 2011 lalu.
“Aneh bin ajaib. (Mereka Fahd dan kawan-kawan, red) sudah tidak ada moral dan harga diri. Ada organisasi yang mengaku OKP baru di tahun politik menyebarluaskan foto koruptor dari mantan Ketua Umum AMPG,” kata Koordinator PPK Cheman kepada wartawan, Jumat (11/5/2018) malam.
Sebagai informasi, Fahd mengklaim dirinya sebagai Ketua Umum DPP KNPI. Namun, klaim sepihak itu tak sesuai dengan mekanisme organisasi. Bahkan yang terakhir, Fahd kalah lagi di hadapan hukum oleh DPP KNPI di bawah kepemimpinan Ketum Muhammad Rifai Darus dan Sekjen Sirajuddin Abdul Wahab.
“Di saat rakyat sedang memberantas korupsi bersama KPK, Polri dan Kejaksaan. Malah kelompok pemuda ini dengan bangganya sebar foto koruptor Alquran ini,” tegas Cheman.
Cheman meminta kerja sama seluruh rakyat Indonesia untuk bersama-sama menghukum secara sosial para koruptor. Sebab, lanjut Chemen, koruptor seperti Fahd sudah kehilangan rasa malu yang perlu mendapatakan hukuman sosial dari seluruh rakyat Indonesia.
“Mereka tak mempan dengan hukuman KPK. Orang seperti dia mungkin sudah kehilangan urat malunya. Padahal, mereka sudah merampok uang rakyat,” geram Cheman. (Jho)