Munas Golkar Mulai Memanas, Ini Pesan Ketum DPP Baladhika Karya
PERNYATAAN SIKAP
DEPIPUS BALADHIKA KARYA
MENSIKAPI PELAKSANAAN MUNASLUB PARTAI GOLKAR 2016
Jika tidak ada aral melintang, Musyawarah Besar Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar akan dilaksanakan besok pada tanggal 15 Mei 2016 di Bali. Agenda ini menjadi agenda penting bagi keberlanjutan estafet kepemimpinan di tubuh Partai Golkar. Dan melihat dinamika organisasi yang berkembang, serta banyaknya para kader yang mencalonkan diri dalam bursa pencalonan Ketua Umum Partai Golkar, seperti Setya Novanto, Azis Syamsudin, Ade Komarudin, Indra Bambang Utoyo, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, Syahrul Yasin limpo dan Mahyudin, mengambarkan bahwa antusiasme kader untuk memperebutkan jabatan orang nomor 1 di Partai Golkar sangat tinggi.
Baladhika Karya sebagai ormas sekaligus sebagai bagian dari keluarga besar Partai Golkar memandang bahwa :
1. Tantangan yang dihadapi Partai Golkar ke depan sangatlah besar. Baik menyangkut pelaksanaan Pemilu secara serentak pada tahun 2019, baik Pileg, Pilpres dan Pilkada, sehingga dibutuhkan energi dan pikiran yang cukup besar untuk membawa Partai Golkar dalam memenangkan semua kontestasi politik pada Pemilu serentak tahun 2019. Meskipun demikian, bukan hanya energy dan pikiran semata, namun harus disertai dengan berbagai program konsolidasi baik secara vertical maupun horisontal, kaderisasi yang intensif serta koordinasi ditingkat jajaran pengurus yang berjalan efektif. Untuk itu, dibutuhkan sosok Ketua Umum Partai Golkar yang memiliki kapasitas dan kapabilitas organisasi yang sudah teruji dan terbukti, khususnya dalam memberikan kontribusi terhadap kerja-kerja kepartaian di tubuh Partai Golkar. Dengan demikian, Baladhika Karya menyatakan bahwa siapapun Ketua Umum yang terpilih dalam kontestasi Munaslub nanti ;
a. Tidak boleh rangkap jabatan
b. Berani berjanji dan menyatakan sikap untuk mengantarkan Partai Golkar menjadi pemenang Pemilu 2019, baik Pileg maupun Pilpres serta Pilkada
c. Berani mengembalikan kebesaran dan nama baik Partai Golkar yang sempat diterpa konflik dualism kepengurusan
d. Berani dan sanggup menjalankan AD/ART dan peraturan-peraturan partai sebagai konstitusi partai yang harus dijalankan secara murni dan konsekwen.
2. Fakta lain yang tidak boleh ketinggalan sebagai sebuah tradisi value/nilai kepemimpinan dalam tubuh Partai Golkar adalah terkait dengan kriteria Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela. Hal ini harus menjadi salah satu catatan sekaligus syarat utama bagi siapapun Calon Ketua Umum Partai Golkar, sehingga kejayaan dan kebesaran nama Partai Golkar yang “dipikul” oleh Ketua Umum terpilih relative dapat terjaga, bahkan dapat dikembalikan pasca konflik dualisme kepengurusan.
Dua hal tersebut di atas, sangatlah penting, menginggat keduanya adalah bagian integral dari Doktrin Karya Kekaryaan sekaligus bagian dari Doktrin Karya Siaga Gatra Praja.
Demikian Pernyataan Sikap ini kami buat dan kami sampaikan.
Terima Kasih
Jakarta, 5 Mei 2016
Hormat Kami
DEWAN PIMPINAN PUSAT
BALADHIKA KARYA
Hendryk L Karosekali
Ketua Umum