Niat Maju Sebagai DKI 1, Tokoh Muda ini Tegaskan Tetap Loyal pada Gerindra
Jakarta, LintasParlemen.com— Bakal Calon Gubernur DKI yang juga Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Moh Sanusi mengatakan jika dirinya dipercaya dan mendapat dukungan dari Ketum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017 dirinya berjanji dan berkomitmen untuk tetap menggunakan kecerdasan intelektual untuk mengabdikan diri.
Namun, ia membenarkan jika sampai saat ini partai Gerindra masih terus melakukan penjaringan terkait siapa yang akan didukung oleh Partai Gerindra pada Pilgub DKI mendatang.
“Selama ini masih penjaringan, lewat DPD Gerindra selanjutnya diteruskan ke DPP untuk memutuskan, dan itu adalah kewenangannya ada di Prabowo,” kata Sanusi saat ditemui di Jakarta, Minggu (20/3).
Sanusi menyebut, untuk kader Gerindra sendiri yang menyatakan siap untuk maju pada Pilkada DKI nanti selain dirinya memang masih ada dua orang kader lainnya.
“Kalau kita bicara tiga orang kader Gerindra, kader itu maksudnya pengurus Gerindra, ada saya, Sandiago Uno dan Biem Benyamin,” bebernya.
Namun, menurut tokoh muda yang gencar mengkampanyekan budaya ‘Reok’ sebagai warisan budaya Indonesia ke UNESCO ini menuturkan, jika pada dasarnya partai Gerindra sangat terbuka dan welcome terhadap siapapun untuk maju pada Pilkada DKI nantinya.
“Gerindra sih, buat saya Gerindra tidak melihat, siapapun, yang punya visi yang besar buat Jakarta, yang bisa berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat Jakarta, Gerindra akan dorong,” tuturnya.
Ketika ditanya sikapnya terkait jika kemungkinan nantinya Prabowo akan merekomendasikan nama lain sebagai usungan partai Gerindra, Sanusi menyatakan bahwa tentu keputusan itu merupakan keputusan yang terbaik untuk partai Gerindra dan masyarakat Jakarta umumnya.
“Jadi yang pertama, seringkali saya sampaikan dalam beberapa media bahwa saya ini loyalis, kecerdasan intelektual saya gunakan untuk mengabdi. Buat mengabdi pada masyarakat, mengabdi pada partai saya. Saya, kenapa harus loyal, itu membuktikan bahwa saya punya peradaban, saya punya ruh, saya punya jiwa, gak boleh kita berkhianat sama siapapun. Kemudian karena saya loyal, kalau saya nomor 1 oke, dipilih nomor 2 oke, nggak dipilih tetap saya berjuang buat masyarakat Jakarta,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, pengabdian kepada masyarakat mestinya tidak hanya digemborkan dan dijadikan alat ‘kampanye’ pada saat terjadinya proses demokratisasi seperti Pilkada.
“Seperti yang anda liat sekarang, kantor saya di Mohamad Sanusi Centre (MSC) sebagai pusat pelayanan dan pengaduan masyarakat, sejak 2010 kita berbuat terus buat rakyat. Kalau kemudian partai menganggap masih ada kader yang lebih baik. Fine, kita malah akan bergerak bersama-sama mensukseskan apa yang ditunjuk oleh partai. itulah loyalis, saya bukan pekerja partai, tapi loyalis partai, dan menggunakan kecerdasan intelektual saya untuk memberikan apa yang saya bisa buat orang banyak,” tandasnya.