‘Pancasila Adalah Jiwa Bangsa dan Falsafah Hidup Indonesia’

 ‘Pancasila Adalah Jiwa Bangsa dan Falsafah Hidup Indonesia’

Pancasila sakti dengan kelima silanya

JAKARTA, LintasParlemen.com – Ketua Umum Persatuan Advocat Muda Indonesia (PAMI), Djafar Ruliansyah Lubis menegaskan, kehancuran pancasila bisa dilihat dari arah permainan para politisi kotor.

Selain itu, lanjut Djafar, kehancuran itu bisa juga disaksikan dengan penistaan agama, pelemahan generasi muda, dan penghancuran ideologi generasi muda dengan cara bebasnya narkoba, seks dan alkohol serta maraknya gadget tanpa mampu dikendalikan oleh negara.

“Pancasila adalah jiwa bangsa dan falsafah hidup bangsa, wajib menjadi guru teladan bagi rakyat Indonesia untuk tidak meletakkan Pancasila hanya sebagai hiasan dinding yang bisa diganti dengan apa saja. Upaya pelemahan ini akan terus berjalan, baik disukai atau tidak, disadari atau tidak. Cara paling efektif membubarkan bangsa dan negara Indonesia adalah dengan menghancurkan idiologi Pancasila. Ini yang harus kita antisipasi bersama-sama,” jelas Djafar seperti rilis yang diterima, Jakarta, Rabu (01/06/2016).

“Masyarakat Indonesia secara sadar sudah memahami Pancasila sejak lahir sebagai falsafah hidup bangsa yang tak tergantikan. Dan itu harga mati. Oleh karena itu, seorang warga Indonesia harus menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” sambungnya.

Hal senada juga disampaikan Sekjen PAMI Marasakti Siregar, SH. Menurut Marasakti, ada banyak cara untuk menyatakan kesetiaan warga negara terhadap Pancasila, di antaranya ketika rakyat berbicara soal nasionalisme. Di situ dilihat apa mereka masih korupsi? Apakah mereka memaknai nilai Pancasila dari kehidupannya sehari-hari?

“Kita harus sadar dengan nilai, ideologi dan semangat bahwa Indonesia adalah satu-satunya bangsa di Indonesia yang bertanah air satu dan berbahasa Indonesia. Dalam nasionalisme yang satu itu, kita harus terbuka dengan pola berpikir untuk menghormati sesama masyarakat Indonesia yang berbeda-beda suku dan ras. Karena dalam jiwa nasionalisme kita tumbuh dan terbangun dalam kebhinnekaan (pluralisme),’” jelas Marasakti.

Menurutnya, nasionalisme Indonesia adalah sebuah perwujudan identitas diri bangsa dengan nilai semangat hidup yang tumbuh di dalam nilai-nilai kebhinnekaan dan pluralisme atas suku, agama dan budaya.

Nasionalisme itu satu, terangnya, dan itu tak memiliki arti apapun tanpa Pancasila. Sebab roh dari nasionalisme Indonesia itu adalah Pancasila.

“Dari konsekuensi dalam nasionalisme yang hidup dan tumbuh berkembang itu, adalah kita sebagai bangsa harus menjiwai nilai-nilai sila-sila dalam Pancasila itu. Di mana nilai Pancasila itu, harus tetap muncul dan tumbuh dalam praktek-praktek bermasyarakat, berpoltik, berbangsa dan bernegara,” ujarnya. (Mahabbahtaein)

Facebook Comments Box