Pelantikan Gubernur Banten, Mengukur Komitmen Anti Korupsi Gubernur Baru

 Pelantikan Gubernur Banten, Mengukur Komitmen Anti Korupsi Gubernur Baru

Oleh: M Ibnu Novit Neang, Presidium Banten Bersih 

Banten telah di nahkodai oleh Gubernur dan Wakil Gubernur definitif hasil dari produk pilkada Banten tahun 2017, setelah melewati dinamika kontestasi pada pilkada Banten tahun 2017 pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy).

Keduanya akhirnya dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Banten yang definitif, pelantikan ini terjadwalkan lebih cepat dari rencana awal sebelumnya yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 oktober 2017 dan kini kemudian dipercepat oleh Menteri Dalam Negeri menjadi tanggal 12 Mei 2017.

Kurang-lebih sudah 8 bulan Banten dipimpin oleh PLT Gubernur dengan sekelumit kebijakannya yang sering memiliki kesan nyeleneh. Kini Banten telah dipimpin oleh Gubernur dan Wakil Gubernur yang memiliki hutang janji politik secara langsung pada publik Banten.

Momentum pelantikan WH&Andika adalah momen yang tepat untuk publik Banten mengingatkan kembali sekaligus menagih realisasi janji-janji politik yang pernah teruraikan semasa kampanye dulu.

Menagih Janji Kampanye Untuk Banten yang Bersih dari Korupsi
Masih melekat jelas janji-janji politik WH&Andika kepada publik Banten untuk membawa Banten pada wajah baru yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Banyak kesan yang timbul untuk meyakini publik apakah benar janji politik WH&Andika dapat terealisasi di masa pemerintahan nya?? terutama dalam komitmen pemberantasan korupsi.

Isu korupsi di Banten merupakan hal yang paling disoroti. Banyak pihak yang meyakini penyebab utama terpuruknya Banten sekian lama ini karena pangkal korupsi di Banten belum dapat teratasi secara tersistematis dan serius. Apakah di bawah kepemimpinan WH&Andika Banten akan memperbaiki diri dari korupsi yang selama ini membelenggu?

Sosok WH sejak masa kampanye selalu berani berteriak lantang untuk mengatakan “Bahwa di bawah kepemimpinannya Banten akan bersih dari korupsi”. Meskipun bisa saja hal itu dilakukannya untuk menutupi keraguan publik Banten atas kebenaran janji nya itu, mengingat Wakil Gubernur dari WH adalah Andika Hazrumy yang merupakan anak kandung dari Ratu Atut Choisyah Gubernur Banten terdahulu yang di tangkap oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) karena kasus korupsi.

Timbul kesan dari program anti korupsi yang sering terucap seolah hanya menjadi niatan sang Gubenur terpilih saja. Namun tidak pada sang Wakil Gubernur Definitif. Hal ini dapat tercermin sebetulnya dari masa-masa kampanye pasangan WH&Andika, hampir di tiap kesempatan deklarasi anti korupsi hanya WH yang menghadiri sementara Andika tidak hadir.

Begitupun dalam debat kandidat yang disiarkan langsung oleh TV nasional disetiap kesempatan mengutarakan program anti korupsi hanya WH lah yang berani dengan lantang mengucapkan sementara Andika Hazrumy lebih memilih senyum-senyum tertib di samping WH. Entah karena memang hal itu sudah di sekenariokan atau memang keduanya punya niatan yang berbeda terhadap pemberantasan korupsi di Banten ini. Biarlah waktu yang akan menjawabnya nanti.

Harmonisasi  WH dan Andika
Fakta berbicara hubungan antara WH & Keluarga besar Andika pernah tidak harmonis. Bagaimanapun WH pernah menjadi sosok simbol perlawanan terhadap Dinasti di Banten yang tidak lain adalah keluarga besar Andika Hazrumy, memang ada istilah di politik yang mengatatakan bahwa “Di dalam politik tidak ada musuh yang abadi semua tergantung kepentingan”. Namun dalam konteks hubungan politik WH&Andika terjadi dinamika yang seolah memberi sinyal ketidak harmonisan antara Gubernur dan Wakil Gubernur Banten terpilih ini.

Hal ini terafirmasi dengan sikap ketidak kompakan antara WH&Andika dalam mengambil tindakan dan kebijakan. Sebagai contoh kecil saja namun sangat fundamental yakni pada saat kegiatan pembukan MTQ Provinsi Banten, sikap WH yang menolak memakai seragam batik yang sudah disiapkan oleh panitia dengan argumentasi yang di lontarkan WH saat itu “bahwa WH belum berhak menerima fasilitas jabatan gubernur apapun selama belum resmi dilantik menjadi Gubernur Banten”. Tindakan dan cara berfikir WH ini jelas sangat jauh bertentangan dengan Wakilnya, Andika Hazrumy saat itu bersama istrinya justru sudah gagah memakai batik yang sama dengan para birokrat di Banten.

Dua sikap yang berbeda ini seakan memunculkan pesan kepada publik bahwa tidak ada harmonisasi gaya dan sikap dalam memimpin Banten di kedua nya. Tindakan WH tersebut akan menguntungkan pencitraan untuk WH namun sekaligus menjatuhkan pencitraan Andika di publik karena kesan yang timbul bahwa WH memberi pesan ke rakyat Banten jika Wakil Gubernurnya lupa kalau dirinya belum resmi dilantik sehingga belum layak menggunakan fasilitas jabatan yang di biayai oleh negara.

Jika saja WH&Andika saling berkomunkasi terlebih dahulu sesaat sebelum menghadiri acara tersebut, kejadian yang sempat menjadi pemberitaan headline di media lokal Banten ini tidak akan terjadi, ataupun saat terjadi seharusnya WH tidak perlu melontarkan komentar provokatif yang menggiring nalar publik Banten untuk menjustifikasi bahwa Andika tidak memiliki etika pejabat publik seperti WH.

Disinilah seolah WH kembali mengirim pesan kepermukaan bahwa niatan untuk bersih-bersih dari korupsi di Banten hanya akan di lakukan oleh Gubernur saja dan tidak pada Wakil Gubernurnya. Namun apakah ini hanya kesimpulan yang terlalu dini atau justru pesan terbuka yang menunjukan adanya dua kutub kekuasaan yang saling berlawanan antara WH&Andika?? Biarlah waktu yang akan menjawab.

PENUTUP
Banten kini tidak lagi Banten yang bisa dikendalikan secara seporadis, banyak mata yang mengawas Banten salah satunya KPK yang memang ikut berkantor di Banten untuk ikut campur tangan menekan angka korupsi di Banten.

Konsulidasi masyarakat sipil Banten juga ikut berkontribusi dalam melakukan gerakan-gerakan penyadaran publik tentang buruknya dampak akibat korupsi sehingga publik bisa ikut berperan aktif melakukan fungsi controlnya sebagai masyarakat. Hal ini dapat menjadi energi positif dalam membangun penerapan sistem pemerintahan yang anti korupsi di Banten dan sekaligus menambahkan keyakinan bahwa untuk melawan habit korup di pemerintahan Banten bukan lagi hanya angan yang kosong.

Baik WH&Andika tetap harus mampu membawa Banten menuju ke arah yang lebih baik serta dapat membuat Banten lebih bersih dari korupsi agar pembangunan dapat tersalurkan pada posisi nya yang tepat tanpa di korupsi, harapan itu tersirat disetiap kerutan wajah jutaan penduduk rakyat Banten.

Dan akhirnya WH&Andika saat ini telah resmi terlantik menjadi Gubernur Banten, selamat atas amanah yang di percayakan kepada WH&Andika semoga pola pemerintahan yang bersih dari korupsi dapat di terapkan diBanten, rakyat Banten menunggu karya-karya sang Gubernur dan Wakil Gubernur baru. Selamat bertugas​. []

Facebook Comments Box