Pemilik dan Penjaga Kedaulatan di Negeriku
Oleh: Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin*
Saya ikuti sejak tahun 2014 sampai akhir-akhir ini kampanye “war by proxy” Jenderal Gatot Nurmantyo aktif ke tubuh TNI dan ke simpul heterogen komponen bangsa untuk mengingatkan bangsa ini betapa rawan keamanan nasional bagi negara kita yang memiliki sumber daya alam di atas geografi yang multi guna.
Jika mengalami penetrasi yang berakibat rusaknya kesejahteraan dan keamanan. “Early warning“ TNI ini adalah kewajaran universal bagi militer profesional di negara manapun dengan sebutan “Ultima Ratio” mengingatkan bangsa dan negara untuk cermat dan waspada terhadap gelagat yang timbulkan kerusakan bagi kelangsungan hidup negara.
Di sisi lain sebagai tanggung jawab moral TNI kepada konstitusi dan rakyat yang melahirkannya.
Ada pertanyaan. Adakah kaitan “Kampanye War by Proxy”- “Isu Makar” dan “Apel Nusantara Bersatu”. Inilah yang memerlukan penjelasan dari TNI sebagai penjaga dan pengawal kedaulatan rakyat kepada rakyat sebagai pemilik asli kedaulatan rakyat agar fenomena yang “Tampak Kabur” bisa jernih di mata rakyat.
Sebagai salah seorang keluarga besar yang lahir dan dibesarkan selama 34 tahun oleh almamater TNI saya ingin mengingatkan ketajaman pena sejarah mencatat perjalanan TNI yang senantiasa tegas dan komitmen bersikap sebagai Warga Negara – Patriot –Kesatria dan Prajurit.
Itulah Wasiat Sapta Marga yang perlu diserap maknanya oleh TNI dari generasi ke generasi bahwa ia lahir dari rakyat yang berjuang.
KEHORMATAN LAWAN PURA-PURA
Sebagai awam ilmu filsafat, saya perhatikan bangsa kita sejak merebut kemerdekaan dan memasuki tiga periode masa orde lama-orde baru dan reformasi, ada suatu yang sangat berharga tidak ternilai yaitu “ kehormatan”.
Inilah modal dasar bangsa sejak kemerdekaan yang direbut dengan keringat dan darah. Harga dirilah yang menjadikan kita merdeka hampir 72 tahun.
Tetapi sebagai anak bangsa kita juga harus jujur pada diri sendiri menjawab pertanyaan, apakah kehormatan bangsa dan negara layak diletakkan di pundak individu yang “pura-pura terhormat” tapi justru ternoda dan menodai kehormatan bangsa?
Ada anak bangsa yang berkeringat membela bangsa, tapi kalah dengan mereka yang pandai “ berpura-pura”. Mari mencegah dan jangan biarkan kehormatan bangsa diisi dengan cara “berpura-pura”, karena semua anak bangsa punya hak dan wajib atas kehormatan bangsanya.
Penulis: Mantan Wakil Menteri Pertahanan RI