Pengurus Pusat Majelis Pesantren dan Ma’had Dakwah Indonesia Dilantik, Ini Penampakannya!

JAKARTA – Pengurus Pusat Majelis Pesantren dan Ma’had Dakwah Indonesia (MAPADI) periode khidmat 2018-2023 resmi dilantik. Itu pada Senin (19/2/18) semalam yang dihadiri para Kiyai, tokoh nasional dan sekitar lima ratusan santri.
Dilantik sebagai Ketua Umum MAPADI periode khidmat 2018-2023 adalah K.H.Dr.Muslih Abdul Karim, MA, Wakil Ketua Umum K.H.Wildan Hakim, Lc.MA., dan K.H.Abdur Rasyid, Lc.MA., dengan Sektetaris Jendral Ust.H.Jhon Edy Rahman, SH, M.Kn.
Pada kesempatan pidato pelantikanya DR Muslih Abdul Karim, MA mengemukakan bahwa MAPADI dibentuk dan dihadirkan ditengah -tengah masyarakat untuk memberi kontribusi melalui pendidikan kepesantrenan membentuk maasyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah.
Sebab menurut Dr Muslih, ujung dari keimanan dan ketakwaan di dunia ini pada akhirnya akan mampu menghadirkan sebuah negara yang penuh keberkahan, Allah turunkan pintu pintu keberkahan dari langit dan bumi.
“Betapa Allah dengan jelas berfirman Walau anna ahlul quroo aamanu wattaqaw lafatahna ‘alaihim barakaatim minassamaai wal ardh,” ujar DR Muslih.
Jadi menurut Kiai Muslih, begitu biasa disapa, dengan anggota MAPADI yang mencapai 300 lebih pesantren se-Indonesia ini, harus bersama masyarakat memberi kontribusi untuk negeri ini, untuk NKRI yang penuh berkah dari Allah SWT.
Pada pelantikan pengurus yang dilaksanakan di Pesantren Baitul Qur’an Depok Jawa Barat ini, dihadiri tokoh nasional Wakil Ketua MPR-RI Dr.Hidayat Nurwahid.
Dalam pidatonya DR Hidayat Nurwahid mengemukakan bahwa betapa pentingnya intelektualitas dan spiritualitas dari entitas sebuah organisasi, sebuah entitas sosial, sebuah bangsa dan negara.
Sebab menurutnya dalam sejarah peradaban dunia, jatuh bangunya sebuah negara sangat ditentukan oleh seberapa berkualitasnya intelektualitas dan spiritualitas sebuah bangsa.
Menurutnya perintah Allah pertama itu Iqro yang menunjukan betapa pentingnya perintah membaca yang akan menghadirkan intelektualitas, tetapi firman Allah tersebut tidak berhenti di Iqro tetapi harus bismirobbik yaitu menghadirkan keyakinan yang kokoh kepada Allah sebagai robb yang telah menciptakan.
Keyakinan tersebut akan menghadirkan spiritualitas yang agung, keimanan yang menghadirkan akhlaq yang kuat ditengah tengah masyarakat dan bangsa. Jika hanya Iqro itu akan menghadirkan masyarakat sekuler, liberal, bahkan akhirnya atheis tidak meyakini Tuhan, yang cenderung merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.
MAPADI menurut Hidayat Nurwahid harus mampu menyiapkan generasi yang memaknai kontribusinya kelak untuk masyarakat dan bangsa ini dengan pemahaman iqro bismirobbikallazdii kholaq.
Dengan menggunakan pemaknaan tersebut, ratusan pesantren yang menjadi anggota MAPADI seyogyanya mampu menghadirkan pusat pusat keunggulan keilmuan, keimanan dan akhlaq. Misalnya pesantren anggota MAPADI memiliki keunggulan keunggulan tertentu dibidang keilmuan Syariah, dan lain lain.
Banyak hal yang mencerahkan yang disampaikan Wakil Ketua MPR tersebut yang tidak diuraikan seluruhnya dalam narasi berita ini.
Sambutan dan taujih Dr.Hidayat Nurwahid ini menjadi puncak acara pelantikan MAPADI tahun khidmat 2018-2023. (UB)