Pentingnya Peranan Kelompok Patriotik dalam Membasmi Demoralisasi dan Korupsi Massif-Struktural-Sistemik
Kelompok patriotik di dalam masyarakat pasti masih ada. Hanya saja, tidak muncul akibat berbagai faktor. Di antaranya belum terhimpun dengan baik. Masih berserak dan larut dalam demoralisasi dan kehidupan masyarakat yang korup.
Peranan mereka tidak dapat tersalurkan, karena sistem rekruitmen kekuasaan, baik di dalam masyarakat maupun di dalam tubuh negara lebih dominan diatur dan dikendalikan oleh aktor-aktor korup yang terkaderisasi sedemikian rapi.
Tapi sekarang sebenarnya mulai tersedia udara untuk dihirup mereka yang memiliki jiwa patriot dengan kehadiran kepemimpinan sosok Prabowo yang mengesankan sebagai patriot. Kesempatan ini sudah sepatutnya digunakan oleh kelompok patriotik untuk menunjukkan diri dan peranannya dan sekaligus menggabungkan massa secara lebih terpimpin.
Sebab, yang dihadapi sekarang ini ialah massif dan terstrukturnya jejaring koruptor laksana struktur piramida. Jejaring koruptor ini telah terjalin, tersusun dan terkomondo sedemikian rupa yang kegiatannya bagaimana mengendalikan masyarakat dan negara sekaligus mengeksploitasinya guna keuntungan sesama mereka. Koruptor-koruptor ini menyusup dan menyisip di berbagai lini.
Bahkan menyisip di ormas-ormas besar yang seharusnya berfungsi sebagai kelompok patriotik yang meluruskan jalannya sejarah bilamana negara terlihat melenceng. Nyatanya, seperti yang kita saksikan dan cermati, ketika pemerintah menyogok ormas dengan sesajen tambang, beberapa ormas besar bagaikan cheerleaders berteriak histeris bergeol-geol menjadi pendukung pemerintahan korup.
Belum lagi ada pentolan yang obral hadits Nabi dengan membawa matan Ihyaul Mawat untuk legitimasi bagi PIK 2. Ini semua pertanda dan sinyal betapa hancurnya patriotisme di dalam masyarakat.
Belum lagi bagaimana para purnawirawan seharusnya menjauhkan diri dari kooptasi korporasi-korporasi yang disorot sebagai pengusir rakyat dari tanah-tanahnya, mulai dari daratan untuk perkebunan hingga lautan untuk rekmalasi properti, malah dengan suka cita menjadi mesin dari perusahaan-perusahaan semacam itu.
Jangan tanya akademisi yang bisa bergelar sederet, senantiasa antri menyediakan diri sebagai legitimator ilmiah sekaligus makelar bagi korporasi-korporasi ganas.
Realitas korup dan demoralisasi yang sudah lama ini menghendaki munculnya keompok-kelompok patriotik yang tersusun besar dan rapi guna meruntuhkan sistem dan struktur ekonomi politik yang korup bercokol di Indonesia sekarang ini.
Bagaimana hal ini bisa dijawab dan diwujudkan, tergantung inisiatif dan rasa senasib semisi dari mereka-mereka yang mengandung jiwa patriotik bagi negeri dan tanah airnya.
Bilamana diperlukan konflik fisik dengan kelompok koruptor yang menguasai masyarakat dan negara, kelompok patriotik harus dengan suka cita menyongsongnya demi kemaslahatan di masa depan anak cucu kita semua.
Penulis Kediri Sebagai Ekonomi Politik Mini Indonesia