Penyebab Eksternal Munculnya Motivasi
Motivasi atau dorongan batin ada yang disebabkan oleh faktor luar atau eksternal dan ada yang disebabkan oleh faktor dalam atau internal. Faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan luar yang dihadapi memicu sikap batin untuk bereaksi secara otomotis dan keras. Sekarang mari kita bahas faktor eksternal ini. Di lain kesempatan, akan kita bahas faktor internal, seperti misalnya naluri untuk aman, mencicipi kenikmatan jasmani, kenikmatan ruhani, bebas, dlsb.
Daya dorong yang paling kuat yang meluap dari dalam batin ialah manakala manusia dihadapkan pada kondisi tidak ada alternatif. Manusia harus mengalami hal semacam itu jika ingin terpacu dengan motivasi yang meluap, tekad yang membaja, dan nyali yang besar.
Misalnya, manakala seseorang mengalami antara hidup atau mati. Terpuruk atau bangkit. Terhina atau terhormat. Terancam atau aman.
Kalau masih ada perasaan dan pikiran ketika menghadapi suatu masalah, masih ada hari esok, maka motivasi atau daya dorong batin, tidak akan menyala dengan kuat. Nyalanya hanya redup-redup hangat saja.
Suatu bangsa, suatu umat, atau bahkan seorang anak manusia, akan lebih berhasil dalam perjuangan hidupnya manaka dia dihadapkan tidak ada alternatif, hanya ada dua pilahan: hidup atau mati, merdeka atau terjajah, menang atau kalah, terpuruk atau terhormat, dlsb.
Dihadapkan dengan situasi semacam di atas, sebenarnya jauh lebih bagus ketimbang “biarlah, masih ada hari esok”. Sebab kondisi yang terakhir ini akan membuat santai, lengah, lalai dan bermalas-malasan. Semua penyakit mental itu, disebabkan oleh motivasi yang tidak maksimum atau daya dorong batin yang lemah.
Indonesia meraih kemerdekaannya, karena tertanam kesadaran tiadanya alternatif, dan hanya ada kamus tuntutan: merdeka atau mati. Taliban yang menang gemilang pun dewasa ini di Afghanistan, didorong oleh motivasi: menang atau syahid. Sementara Amerika cs, sudah kehilangan landasan motivasi, malahan tujuan motivasinya juga lemah dan keropos. Seperti halnya Belanda terhadap Indonesia di masa silam.
Kita dapat belajar dari hal itu. Tujuan dari motivasi itu haruslah terang benderang, jujur dan lurus. Tidak boleh berpirau. Dibilang tujuannya untuk memenangkan Pancasila, padahal sejatinya buat kuasa untuk memperkaya diri dan korupsi.
~ Bang SED