Pilkada DKI Makin Panas, Ini Kekuatan Adhyaksa Tantang Ahok!
JAKARTA, Lintasparlemen.Com – Calon Gubernur DKI Jakarta Adhyaksa Dault mengaku sejak lama bersahabat dengan tokoh-tokoh kaum kristiani di seluruh Indonesia.
“Saya membuka komunikasi dengan tokoh-tokoh kirsten sejak dulu sebelum mencalonkan diri (Gubernur DKI). Dari awal saya katakan membangun Jakarta yang teguh dan beriman dan nasional religius,” kata Adhyaksa usai mendapatkan dukungan dari Eksponen Muda Lintas Iman (Emli), Jakarta, Kamis (17/03) kemarin.
Adhyaksa sangat mengapresiasi dukungan Emli dengan menyodorkan 12 nama tokoh-tokoh yang diusulkan untuk mendapingi dirinya bertarung di Pilkada di DKI Jakarta yang digelar 15 Februari 2017 kelak.
“Saya sangat kenal dengan (12 nama) tokoh-tokoh yang diusulkan ini. Saya akan berkomunikasi dengan mereka. Buat saya demokrasi adalah proses pembelajaran bangsa terutama Jakarta,” ujar mantan Ketua Umum DPP KNPI ini.
Menurut mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini menegaskan, dirinya maju dalam pesta demokrasi di DKI untuk membangun Jakarta yang lebih baik dari sekarang. Selain itu, ia juga ingin membangun Jakarta dengan take line “Teguh Beriman”.
“Bagi saya, tak akan menggunakan cara-cara yang salin menjatuhkan. Saya maju jadi cawagub DKI, bukan karena orientasi cari kekuasaan. Saya maju untuk jadi gubernur ingin perubahan yang lebih baik lagi. Ada beberapa yang harus diperbaiki atau dilengkapi yaitu human capital, human eksternal internal. Dan saya akan mengeluarkan sembilan manifesto untuk Jakarta dalam waktu dekat ini,” beber Adhyaksa menjelaskan visi-misinya jika terpilih.
Tokoh pemuda ini sangat menyayangkan isu Pilkada DKI mulai mengarah ke sentimen bernuansa SARA (suku, agama, ras dan antargolongan).
Pada kesempatan yang sama jubir Emli Achmad Suhawi mengungkapkan, Pilkada DKI makin mengeras akibat statemen Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berencana maju kembali cenderung provokatif.
Ditambah, terang Suhawi, saat ini tim sukses Ahok melakukan hal serupa. “Berbahaya jika Ahok kemudian diasosiasikan sebagai personifikasi yang merepresentasikan Kristen atau etnis Thionghoa. Padahal orang kristen atau Cina yang baik dan santun itu banyak,” tandas Suhawi. (Johan)