Pimpinan Komisi VIII DPR: Bukan Rahasia Umum Ahok Pegang Banyak Kartu Mati Jokowi!

 Pimpinan Komisi VIII DPR: Bukan Rahasia Umum Ahok Pegang Banyak Kartu Mati Jokowi!

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Dapil Jawa Barat I, Sodik Mudjahid foto: dpr.go.id

BANDUNG, Lintasparlemen.com – Keputusan Presiden Joko Widodo tak menemui para masyarakat yang hadir pada aksi demonstrasi 4 November lalu ditanggapi serius oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid. Jokowi malah lebih memilih ke Cengkarang melihat proyek.

Sodik menyayangkan sikap Jokowi itu. Politisi Partai Gerindra itu berandai, jika Presiden menemui belasan juta aksi demonstran itu, kemungkinan besar tidak terjadi kerusuhan di depan istana dan Penjaringan.

Malah Politisi asal Bandung ini menilai, sikap Presiden Jokowi yang tidak berada di tempat saat digelar aksi damai itu menegaskan bahwa blusukan Jokowi selama ini hanya pencitraan belaka. Tidak ada keinginan Jokowi dalam mencari solusi bersama rakyatnya, apalagi untuk berdialog.

“Jika Presiden hadir menemui demonstran, pasti beda ceritanya. Dan harusnya Presiden menemui perwakilan demonstran, mereka sudah bersusah payah datang dari berbagai pelosok tanah air ke Jakarta dengan aksi yang damai dan tertib malah ditinggalkan. Ini kurang baik, dan itu diluar kebiasaan yang diperlihatkan ke publik selama ini. Sehingga sangat wajar jika ada yang menyimpulkan bahwa blusukan Jokowi selama ini hanya pencitraan saja,” jelas Sodik pada Lintasparlemen saat dihubungi, Bandung, Senin (07/11/2016).

“Padahal, aspirasi umat Islam dari bagian masyarakat Indonesia perlu didengarkan juga. Mereka sangat bagus dan konstitusional, yakni untuk penegakan hukum bagi penista agama dan perusak kerukunan umat beragama,” sambung Sodik Politisi asal Dapil Jawa Barat I ini.

Alumni HMI dan PII itu menegaskan, selama ini Presiden sering melakukan blusukan dalam rangka pencitrakaan untuk mendapatkan aspriratif dari rakyat. Namun, entah kenapa saat aksi 4 November kemarin sepertinya menghindar untuk menerima aspirasi rakyatnya.

Ia juga ikut mengkhawatirkan  jika aspirasi dari masyarakat tidak ditindaklanjuti dengan serius, maka kemungkinan besar akan menggangu sektor lain. Apalagi jika tidak mampu mengelola aspirasi masyarakat mayoritas dengan baik, bisa menjadi bom waktu di kemudian hari.

“Kita sudah tahu bahwa dengan lambatnya penanganan kasus ini, menguatkan dugaan orang bahwa Jokowi tidak berani tegas bertindak. Karena sudah menjadi rahasia umum, Ahok pegang banyak kartu mati Jokowi. Dan harus diketahui bahwa aksi kemarin itu adalah akumulasi dari kekecewaan umat Islam dan masyarakat terhadap Ahok, yang belum punya prestasi dan sumbangsih apa-apa kepada NKRI, dibandingkan para pejuang dan pemimpin bangsa ini terdahulu,” paparnya.

Sodik menilai, memang kepribadian Ahok sangat arogan dan merasa paling benar, bersih dan paling berjasa. Sehingga pikiran dan mulutnya banyak melecehkan kelompok masyarakat, termasuk umat Islam dengan surat Al Maidah.

“Kemarin saya ikut (demo) dan saya menyaksikan sendiri dengan berdialog dengan para demonstran saat mendampingi Pimpinan DPR. Saya merasa takjub dengan massa jutaan demonstran yang datang dari berbagai pelosok dengan biaya sendiri. Mereka dengan kesadaran nurani ke Jakarta untuk menyampaikan aspirasinya langsung kepada Bapak Presiden,’ pungkasnya. (HMS)

Facebook Comments Box