PKS: Pemindahan Ibu Kota Bukan Ide Sederhana tapi…
JAKARTA – Politisi Senior PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi menilai pemindahan ibu kota bukan bukan ide sederhana sehingga harus dipikirkan secara matang. Untuk itu, perlu dipikirkan secara matang.
“Sebenarnya ini bukan ide baru, saya pernah membaca usulan pemindahan ibu kota juga pernah disampaikan Semaun (tokoh PKI di era Presiden Soekarno),” kata Habib Aboe pada Lintas Parlemen, Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Habib Aboe menyampaikan, pemindahan ibu kota juga memerlukan anggaran yang besar, setidaknya menurut perhitungan Bappenas memerlukan 466 Trilyun.
“Tentunya angka tersebut akan sulit dicapai ditengar persoalan ekonomi yang serba sulit. Misalkan saja BPJS tekor 28 Trilyun, sedangkan APBN defisit 127 Trilyun. Tentunya kita tidak ingin menambah lagi hutang, karena angkanya saat ini telah mencapai 4.034 Trilyun,” paparnya.
Meski demikian, Habib Aboe mebgakui, perpindahan ibu kota memang ada nilai plus maupun minusnya, tentunya ini harus dipertimbangkan dengan matang. Jangan sampai kebijakan besar ini dipikirkan dengan serampangan, yang mengakibatkan lahirnya kebiajakan setengah matang.
“Mungkin pemerintah perlu lebih rasional memikirkan nasib rakyat, yaitu dengan lebih fokus menangani persoalan kesejahteraan. Misalkan saja mengurangi pengangguran, memberikan jaminan ketersediaan pangan, harga pangan yang terjangkau ataupun memberikan jaminan kesehatan yang baik
untuk masyarakat,” jelasnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo telah memutuskan Ibu Kota Indonesia akan pindah dari Jakarta ke salah satu di Pulau Kalimantan. Meski demikian, pemerintah belum memutuskan lokasi pasti tempat ibu kota baru.
Rencananya, calon lokasi ibu kota baru akan dibahas pada rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, pada hari ini. Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro menyampaikan, ada tiga calon lokasi ibu kota baru yang dibahas dalam rapat tersebut. (HMS)