Prihatin dengan Ekonomi dan Politik Kaltim, Aji Dedi Launching ADM Institute
SAMARINDA – Aji Dedi Mulawarman (ADM) Institute sukses dilaunching di Hotel Grand Sawit Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (10/1/2018) kemarin.
ADM Institute merupakan lembaga yang lahir dari kepedulian dan keprihatinan terhadap kondisi politik dan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang sudah dalam keadaan krisis.
Inisiator ADM Institute, Dr Aji Dedi Mulawarman mengatakan, lembaga ini didirikan dengan gagasan yang mepertegas amanah Pancasila dan UUD 1945 bahwa kemakmuran negeri harus diorientasikan pada keseimbangan sosial, kebudayaan, ekonomi kerakyatan dan politik syura yang selalu mengacu pada kesatuan dan religiusitas.
“Inilah yang ingin diwujudkan di Kaltim. Karena, menurut saya, Kaltim saat ini jauh dari cita-cita dan visi yang telah dicanangkan Pancasila dan UUD 1945 tersebut,” kata Aji Dedi dalam Pidatonya.
Menurut Aji Dedi, Kaltim saat ini sedang berada di tengah ancaman kebangkrutan politik dan ekonomi. Ia menyebut, Katim merupakan provinsi yang kaya sumber daya alam, namub APBD-nya terjun bebas dan kontruksi PDRB-nya negatif.
“Ini satu-satunya di Pulau Kalimantan,” tegas dia.
“Dari segi moral buaya sebanyak 85% mental budaya redah. Sementara dari segi ekonomi, produksi level ekstraktif VA Produksi Kayu dan Migas hampir nol besar, delta produksi batu bara menurun, kepemilikan lahan sawit 84,3% dimiliki oleh swasta atau asing,” ungkap Aji Dedi.
Selain itu, HPH 43% dari total Hutan Kaltim, kontribusinya pada PDRB menurun sejak tahun 2010, lingkungan hancur dan jadi pelanggan banjir. Kemudian Aji Dedi menambahkan, pengangguran terbuka di Kaltim tertinggi se Indonesia yakni 7,9%.
Aji Dedi juga mengingatkan bahwa ancaman pertumbuhan minus di Kaltim akibat dominasi ekonomi dan politik ekstraktif.
“Buktinya, pada tahun 2016 triwulan pertama, pertumbuhan ekonomi Kaltim minus 1,3 persen,” kata dia.
Untuk itu, Aji Dedi melalui ADM Institute menawarkan konsep Kaltim Baru Religius dalam kerangka besar ‘revitalisasi budaya lokal, migas, industri kerakyatan, hutan-sungai, dan potensi kekuatan program perbaikan konsisi existing.
“Di ADM Institute ini, kami akan mengembangkan program kerja integratif berbasis keseimbangan. Yakni, penguatan pendidikan sejarah dan budaya, serta pengusahaan pengakuan Kutai Kartanegara (KUKAR) sebagai daerah istimewa,” katanya.
Selain itu, ADM Institute akan melakukan pemetaan dan pengelolaan Migas berbasis Syirkah, menggalakkan industri kerakyatan kreatif serta lembaga pendukung.
“Pemetaan dan perlindungan hutan, serta mengembalikan sungai sebagai pilar kekuatan Kaltim melalui pengemangan masyarakat desa,” tutupnya. (iwan)