Putri Sumsel di Ajang Putri Indonesia 2017 Bikin Malu Budaya Sumsel
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Pendiri Silaturahmi Mahasiswa Sumatera Selatan (SIMS) Jakarta Satria Alza Perdana tidak terima dengan penampilan Nur Harisyah Pratiwi alias Caca pada ajang Putri Pariwisata 2017. Di ajang itu, penampilan Caca menimbulkan kontroversial di masyarakat Sumsel.
Pasalnya, Putri Sumsel itu memakai busana khas Palembang namun bagian depannya terbuka hingga pahanya alias aurat terlihat jelas.
Menurut Satria, penampilan kontestan asal Palembang itu bukan bikin bangga masyarakat Sumsel. Justru dengan sikap Caca itu bikin malu budaya Sumsel, karena tidak sesuai dengan adat masyarakat Sumsel yang menjujung budaya timur (Islam).
“Kesultanan Palembang Darussalam merupakan bukti bahwa masyarakat Sumatera Selatan adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam kehidupan,” kata Satria pada lintasparlemen.com, Jakarta, Kamis (30/3/2017).
“Sedangkan tema fashion busana adalah “Ratu Sinuhun” yang dikenal sebagai penulis Kitab Simbur Cahaya yang merupakan undang-undang perpaduan ajaran adat dan Islam,” sambungnya.
Hal itu bahkan, lanjut Satria, sangat bertolak belakang dengan konsep yang ditunjukan oleh desain pakaian tersebut.
“Saya meminta pihak-pihak yang terkait segera memberikan permohonan maaf kepada masyarakat Sumsel agar hal-hal tidak terulang kembali, khususnya kepada sesainer hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan nilai-nilai budaya pada masyakarat,” papar alumni Universitas Mercu Buana (UBK) ini.
Sebagai informasi, Satria Alza Perdana adalah Pendiri Silaturahmi Mahasiswa Sumsel yang pernah kuliah di Fakultas Desain UMB. Dan saat ini menjabat sebagai Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Barat.
Selama ini, Satria sangat dikenal sebagai aktivis yang kritis bahkan vocal khususnya konsistensi untuk menjaga budaya lokal dari budaya barat yang merusak budaya lokal. (ACH)