Saat ini, Utang Luar Negeri RI Lebih dari 4.000 Triliun
Jakarta, LintasParlemen.com–Bank Indonesia (BI) menyatakan utang luar negeri Indonesia per Januari 2016 mencapai USD 308 miliar atau tumbuh 2,2 persen dari tahun ke tahun, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Desember 2015 yang tercatat 5,8 persen dari tahun ke tahun. Dengan kurs Rp 13.000 per USD maka utang luar negeri Indonesia mencapai Rp 4.004 triliun.
BI menilai, jumlah utang luar negeri tersebut masih sehat, namun resikonya terhadap kondisi perekonomian tetap perlu diwaspadai. Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan utang luar negeri, khususnya utang dari sektor swasta.
Statistik BI menunjukkan jika perlambatan pertumbuhan utang luar negeri terjadi pada sektor publik dan swasta. Per Januari 2016, utang luar negeri sektor publik sebesar USD 143,4 miliar atau 46,6 persen dari total utang luar negeri, dan swasta USD 164,6 miliar atau 53,4 persen dari total utang luar negeri.
Utang luar negeri publik tumbuh menjadi 5,7 persen dari tahun ke tahun pada Januari atau lebih rendah dari pertumbuhan Desember 2015 yang 10,2 persen. Sementara utang luar negeri swasta turun 0,7 persen pada Januari lalu setelah tumbuh sebesar 2,2 persen pada Desember 2015.
BI mencatat utang luar negeri terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa utang luar negeri sektor-sektor itumencapai 76,2 persen terhadap total utang luar negeri swasta.
Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor keuangan, industri pengolahan, dan listrik, gas dan air bersih melambat, sementara pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor pertambangan mengalami kontraksi lebih dalam.
Berdasarkan jangka waktu asal, utang luar negeri Indonesia didominasi oleh utang luar negeri berjangka panjang yang meliputi 87,4 persen dari total utang luar negeri. Utang luar negeri berjangka panjang mencapai USD 269,1 miliar, terdiri atas USD 140,7 miliar atau 52,3 persen utang luar negeri publik dan USD 128,4 miliar atau 47,7 persen utang luar negeri sektor swasta.
Utang luar negeri berjangka panjang tumbuh 4,8 persen dari tahun ke tahun pada Januari 2016, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2015 sebesar 8,6 persen dari tahun ke tahun.
Sementara, utang luar negeri jangka pendek tercatat sebesar USD 38,9 miliar atau 12,6 persen dari total utang luar negeri, terdiri atas utang luar negeri sektor swasta USD 36,2 miliar atau 93 persen dan utang luar negeri sektor publik sebesar USD 2,7 miliar atau 7 persen.